Kesehatan mental remaja dari Generasi Z telah menjadi fokus perhatian di era pasca-pandemi COVID-19.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi tantangan kesehatan mental yang dihadapi remaja setelah tahun-tahun yang sulit selama pandemi, serta upaya-upaya untuk mengatasi krisis ini.
Generasi Z adalah generasi yang tumbuh dalam era media sosial dan teknologi yang terus berkembang. Namun, di balik kenyamanan teknologi ini ada dampak negatif yang signifikan.
Dalam laporan dari The New York Times (20 September 2023), media sosial dapat memperburuk ketidakamanan diri dan konflik yang muncul selama masa remaja. Penggunaan berlebihan internet juga telah menjadi masalah serius selama pandemi, mempengaruhi kualitas hidup dan kesehatan mental.
Survei terbaru yang dilaporkan oleh CNN (14 September 2023) menunjukkan bahwa Generasi Z mengalami tingkat stres, kesepian, dan kecemasan yang lebih tinggi daripada generasi sebelumnya.
Selain tekanan sehari-hari yang dihadapi oleh remaja, tantangan yang lebih besar muncul, seperti ketidakpastian masa depan dan dampak pandemi COVID-19. Kesehatan mental yang buruk selama masa remaja dapat memiliki dampak jangka panjang pada kesejahteraan.
Pendidikan adalah pilar penting dalam perkembangan anak-anak dan remaja. Namun, pandemi telah mengganggu pendidikan mereka. Harold Koplewicz, presiden pendiri dan direktur medis Child Mind Institute, menggarisbawahi isu hilangnya dua tahun sekolah dan interaksi sosial (McKinsey.com, 10 Oktober 2023)
Bagaimana siswa yang mengalami keterlambatan akademis dapat mengejar ketinggalan tanpa perbaikan yang nyata adalah pertanyaan yang harus dijawab. Pendidikan yang tidak merata adalah masalah serius yang harus segera ditangani.
Untuk mengatasi krisis kesehatan mental remaja, penting untuk memberikan dukungan dan intervensi dini. Ini mencakup program pendidikan kesehatan mental, layanan dukungan sosial, dan akses yang mudah ke layanan kesehatan mental.