Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Tantangan Ketahanan Pangan dan Pertanian Berkelanjutan di Indonesia

21 September 2023   07:15 Diperbarui: 21 September 2023   07:20 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pangan dan pertanian merupakan dua sektor yang sangat penting dalam menghadapi tantangan global saat ini. Perubahan iklim, pertumbuhan populasi, dan peningkatan permintaan akan sumber daya alam telah mendorong dunia untuk memikirkan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Namun demikian, ketika banyak negara berupaya membangun bisnis pangan dan pertanian untuk masa depan yang ramah lingkungan, Indonesia, yang merupakan negara agraris, masih menghadapi masalah ketahanan pangan yang cukup serius.

Indonesia sebagai Negara Agraris

Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan jumlah pekerja di sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan yang mencapai lebih dari 40 juta orang. Namun, kendati sektor ini memiliki jumlah pekerja yang signifikan, kontribusinya terhadap perekonomian Indonesia hanya sekitar 12 persen. Ini menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor pertanian Indonesia relatif rendah.

Dalam upaya untuk mencapai ketahanan pangan yang lebih baik, Indonesia tetap mengandalkan impor untuk berbagai produk pangan, termasuk beras, gula, dan daging sapi. Ketidakmampuan untuk mencapai swasembada pangan adalah salah satu tantangan utama yang dihadapi Indonesia.

Pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan di Indonesia terbilang rendah. Sumbangan sektor ini terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia hanya sekitar 12,4 persen, yang jauh di bawah sektor industri pengolahan dan perdagangan. Hal ini menciptakan ketidaksetaraan dalam kontribusi sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Rendahnya pertumbuhan sektor pertanian berdampak pada kesejahteraan petani dan rumah tangga petani. Belanja rumah tangga petani menjadi rendah, dan pertumbuhan ekonomi sulit untuk mencapai tingkat yang tinggi. Hal ini menimbulkan masalah sosial dan ekonomi yang perlu segera diatasi.

Tantangan Ketahanan Pangan Global: Perubahan Iklim dan Peningkatan Populasi

Ketahanan pangan global saat ini dihadapkan pada serangkaian tantangan yang semakin kompleks. Dua faktor utama yang mempengaruhi tantangan ini adalah perubahan iklim yang tidak stabil dan peningkatan populasi dunia. Mari kita bahas lebih rinci bagaimana faktor-faktor ini memengaruhi ketahanan pangan di seluruh dunia.

1. Perubahan Iklim yang Tidak Stabil

Perubahan iklim telah menyebabkan fluktuasi cuaca yang tidak stabil di berbagai belahan dunia. Peningkatan suhu global, perubahan pola hujan, dan kejadian cuaca ekstrem seperti banjir dan kekeringan semakin sering terjadi. Dampak perubahan iklim ini sangat mempengaruhi produksi pertanian:

  • Pola Tanam yang Tidak Tetap: Petani menghadapi kesulitan dalam menentukan waktu yang tepat untuk menanam dan panen karena perubahan musim yang tidak dapat diprediksi.
  • Penyakit dan Hama yang Meningkat: Perubahan iklim dapat menciptakan kondisi yang lebih sesuai bagi hama dan penyakit tanaman, yang dapat merusak hasil panen.
  • Kekeringan yang Menghancurkan: Daerah-daerah yang mengalami kekeringan ekstrem mengalami penurunan produksi pangan, mengancam ketahanan pangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun