Miles Lockwood, direktur pengaduan dan investigasi di ASA, mengatakan bahwa banyak maskapai penerbangan telah membuat klaim seputar keberlanjutan dan ramah lingkungan, namun ASA menekankan pentingnya memastikan bahwa klaim-klaim ini didukung oleh fakta dan tindakan konkret yang mendukung keberlanjutan lingkungan. (Sumber: Reuters, 13 September 2023)
Kasus KLM: Dilema Keberlanjutan
Pemilik KLM, Air France-KLM, mengakui dalam laporan tahunan mereka tahun 2022 bahwa kerusakan reputasi lingkungan adalah risiko bisnis yang dapat menyebabkan hilangnya dukungan publik atau politik.
Pemerintah Belanda bahkan berencana untuk membatasi penerbangan di Bandara Schiphol, basis KLM, sebesar 9,5% di bawah tingkat tahun 2019 untuk mengurangi polusi suara dan emisi. Air France-KLM dan maskapai lain berencana untuk menentang keputusan tersebut di tingkat Eropa.
Kondisi tersebut mencerminkan dilema yang dihadapi maskapai penerbangan ketika mereka mencoba untuk mengimbangi pertumbuhan bisnis untuk pemegang saham sambil juga meyakinkan masyarakat bahwa mereka mengambil langkah-langkah untuk mengurangi emisi karbon.
Maskapai penerbangan harus menjaga keseimbangan antara memenuhi kebutuhan bisnis mereka dan tanggung jawab mereka terhadap lingkungan.
Sumber: Reuters, 7 Juni 2023Â
Tindakan Kelas Delta: Gugatan Class Action
Gugatan class action yang diajukan terhadap Delta Air Lines di Los Angeles menyoroti masalah yang sama.
Gugatan ini berkaitan dengan iklan yang mengklaim program "netral karbon" berdasarkan pembelian penggantian kerugian karbon. Gugatan tersebut menuduh bahwa program ini tidak berjalan sesuai klaim yang diiklankan dan bahwa Delta menyesatkan konsumen.
Delta telah membantah gugatan tersebut, menyatakan bahwa gugatan tersebut tidak memiliki dasar hukum. Ini mencerminkan ketegangan yang ada antara klaim keberlanjutan dan tindakan nyata yang mendukung klaim tersebut.(Sumber: Reuters, 30 Mei 2023)