Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tindakan Guru Membotakkan Murid: Aspek Hukum, Etika, dan Dampaknya

8 September 2023   20:16 Diperbarui: 8 September 2023   20:28 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Merza Gamal

Dalam setiap lingkungan pendidikan, guru memiliki peran penting dalam membimbing siswa untuk tumbuh dan berkembang menjadi individu yang cerdas dan bertanggung jawab.

Namun, dalam prosesnya, penting bagi guru untuk mengingat bahwa tindakan mereka memiliki dampak yang mendalam pada siswa, baik secara fisik maupun emosional.

Tindakan seperti membotakkan kepala seorang murid, jika dilakukan tanpa pertimbangan yang matang, dapat merusak hubungan yang telah dibangun antara guru dan siswa, serta merusak citra sekolah sebagai tempat yang aman dan mendukung.

Oleh karena itu, marilah kita mengembalikan pendekatan pendidikan yang bijaksana dan bermartabat.

Sebagai guru, kita memiliki kesempatan untuk menjadi panutan dan penggerak positif dalam kehidupan siswa. Alih-alih mengambil tindakan ekstrem, kita dapat mencari alternatif yang lebih bijaksana untuk mendisiplinkan siswa, seperti komunikasi yang efektif, pendekatan pendidikan yang positif, dan kolaborasi dengan orangtua.

Jika kita menghadapi siswa yang "tidak sesuai aturan," mari kita ingat bahwa pendidikan bukan hanya tentang menghafal pelajaran, tetapi juga tentang membentuk karakter dan mengajarkan siswa tentang keadilan, tanggung jawab, dan penghargaan terhadap hak asasi manusia.

Dengan pendekatan yang bijaksana dan empati, kita dapat membantu siswa memahami arti pentingnya tata cara berpakaian, sikap hormat terhadap aturan, dan menjalani hidup sebagai warga yang bertanggung jawab.

Saat kita menggabungkan etika, hukum, dan pendekatan pendidikan yang positif, kita akan menciptakan lingkungan sekolah yang aman, mendukung, dan penuh rasa hormat.

Inilah inti dari pendidikan yang sejati, di mana guru adalah pemandu yang bijaksana dan siswa adalah penerima pengetahuan dan nilai-nilai yang akan membentuk masa depan yang lebih baik.

Semoga artikel sederhana ini membantu menginspirasi guru-guru untuk mengambil langkah-langkah bijaksana dalam pendekatan mereka terhadap siswa yang "tidak sesuai aturan," dan melibatkan mereka dalam perjalanan pendidikan yang bermartabat dan positif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun