Pada era di mana keberlanjutan dan kesadaran lingkungan semakin menjadi fokus, perusahaan harus terus beradaptasi untuk menjaga keterlibatan karyawan, terutama di antara Generasi Z yang semakin memahami isu-isu perubahan iklim dan keberlanjutan.
Generasi Z bukan hanya konsumen yang sadar lingkungan, tetapi juga tenaga kerja yang peduli tentang dampak sosial dan lingkungan dari tempat kerja mereka.
Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa tindakan yang dapat diambil oleh perusahaan untuk mempertahankan keterlibatan karyawan Generasi Z yang berwawasan lingkungan.
1. Pentingnya ESG dalam Rekrutmen
Ketika perusahaan mencari untuk menarik bakat-bakat Generasi Z yang peduli tentang isu-isu ESG (Environment, Social, Govenrnance) sangat penting untuk menonjolkan komitmen terhadap keberlanjutan dalam proses rekrutmen.
Hal tersebut bisa mencakup memasukkan nilai-nilai ESG dalam deskripsi pekerjaan, menjelaskan kebijakan perusahaan terkait keberlanjutan, dan mengkomunikasikan bagaimana karyawan dapat berkontribusi pada tujuan-tujuan ESG perusahaan.
Dengan melakukan hal tersebut, perusahaan dapat menarik individu yang berbagi nilai-nilai ini dan memiliki minat dalam membantu mencapai tujuan ESG.
Istilah "climate quitters" mengacu pada pekerja yang memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan atau menolak tawaran pekerjaan karena perusahaan tidak memenuhi standar ESG yang diharapkan.
Hal tersebut merupakan peringatan bagi perusahaan bahwa Generasi Z dapat memprioritaskan nilai-nilai lingkungan dan sosial dalam karir mereka.
Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk secara serius mengintegrasikan ESG dalam budaya perusahaan mereka dan menunjukkan komitmen yang nyata terhadap isu-isu ini untuk mempertahankan bakat-bakat terbaik.
3. Dampak Positif pada Retensi Karyawan
Penelitian McKinsey menunjukkan bahwa kebijakan ESG yang kuat dalam organisasi dapat berdampak positif pada retensi karyawan.
Karyawan yang merasa bahwa pekerjaan mereka berkontribusi pada tujuan ESG perusahaan mungkin lebih cenderung untuk tetap setia dan berkomitmen terhadap organisasi tersebut.
Oleh karena itu, mengintegrasikan ESG dalam budaya dan operasi perusahaan bukan hanya tentang menarik bakat baru tetapi juga mempertahankan bakat yang sudah ada.
4. Tantangan dan Peluang untuk Bisnis
Sementara mengadopsi kebijakan ESG mungkin tampak sebagai tantangan, ini juga dapat menjadi peluang bagi bisnis.
Perusahaan yang mengambil pendekatan serius terhadap ESG dapat menarik lebih banyak konsumen yang peduli tentang isu-isu lingkungan dan sosial, menciptakan keunggulan kompetitif dalam pasar.
Selain itu, berfokus pada keberlanjutan juga dapat mengurangi risiko yang terkait dengan masalah-masalah lingkungan, seperti peraturan yang ketat dan perubahan dalam preferensi pelanggan.
Mengelola keterlibatan karyawan Gen Z yang berwawasan lingkungan bukanlah tugas yang mudah, tetapi dengan komitmen dan tindakan nyata terhadap ESG, perusahaan dapat memenangkan hati dan pikiran generasi ini.
Dengan mengaitkan hasil dengan kompensasi, transparansi, sumber daya untuk karyawan, lingkungan kerja yang ramah lingkungan, dan dukungan kesehatan mental, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang berkelanjutan dan peduli lingkungan. Ini bukan hanya investasi dalam masa depan perusahaan tetapi juga dalam masa depan planet kita.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, perusahaan dapat meningkatkan keterlibatan karyawan Generasi Z dan membangun citra organisasi yang berkomitmen terhadap keberlanjutan dan isu-isu lingkungan.