Dalam komunikasi daring, di mana ekspresi wajah dan nada suara tidak dapat dilihat atau didengar, upaya lebih lanjut diperlukan untuk memastikan pesan kita disampaikan dengan benar.
Menggunakan "Hmm..." dengan Bijak
Sebagai makhluk sosial yang terlibat dalam percakapan sehari-hari, kita seringkali mencari kata-kata yang sesuai untuk merespons pemikiran, ide, atau pendapat orang lain. Salah satu kata yang paling umum digunakan adalah "Hmm...". Namun, sederhana seperti kata ini, bisa memiliki dampak besar pada bagaimana kita berkomunikasi.
Ketika kita menggunakan "Hmm..." dalam komentar atau respons kita, kita seharusnya tidak hanya memandangnya sebagai ungkapan sepele. Sebaliknya, kita harus menganggapnya sebagai potensi sumber pemahaman yang lebih dalam atau konflik yang tidak perlu.
Penggunaan yang bijak dan berempati dari kata "Hmm..." dapat memperkuat komunikasi kita, sementara penggunaan yang sembrono bisa merusaknya.
Saat Anda merenungkan penggunaan kata "Hmm..." dalam interaksi Anda, pertimbangkan konteks, niat, dan dampak potensialnya. Apakah Anda ingin menyatakan ketidaksetujuan, ketidakpastian, atau sekadar merenungkan informasi?
Jika Anda berhati-hati dan menggunakan kata-kata dengan tepat, Anda dapat membantu mendorong diskusi yang lebih produktif dan pemahaman yang lebih baik.
Ingatlah bahwa di balik kata-kata kita terdapat pemikiran dan perasaan orang lain. Sebuah "Hmm..." yang merenung bisa menjadi titik awal untuk pemahaman yang lebih dalam, sementara "Hmm..." yang sembrono bisa menjadi batu loncatan menuju ketidakpahaman dan ketegangan.
Dalam komunikasi, kata-kata kita adalah alat penting, dan pemahaman adalah kuncinya. Oleh karena itu, mari gunakan "Hmm..." dengan bijak dan berempati, dan kita dapat membangun jembatan pemahaman yang kuat dalam percakapan kita sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H