Pada lanskap bisnis modern, ranah digital telah menjadi sumber peluang sekaligus sarang potensi risiko.
Di antara risiko-risiko ini, risiko siber menonjol sebagai keprihatinan kritis yang harus diatasi oleh organisasi untuk menjaga operasi, reputasi, dan kesehatan finansial mereka.
Artikel sederhana ini akan menjelaskan konsep risiko siber, dampaknya yang beragam pada bisnis, dan strategi untuk mengurangi konsekuensi potensial yang mungkin terjadi.
Risiko siber, juga dikenal sebagai ancaman siber atau risiko digital, mencakup berbagai jenis kerugian potensial yang dapat dihadapi oleh bisnis di ranah digital.
Kerugian-kerugian ini meliputi berbagai dimensi, termasuk masalah finansial, reputasi, operasional, terkait produktivitas, dan peraturan. Meskipun asal usul risiko siber berasal dari ancaman digital, dampaknya tidak terbatas pada dunia virtual saja.
Insiden-insiden siber dapat berdampak pada dunia fisik, menyebabkan kerusakan nyata seperti gangguan peralatan operasional.
Penting untuk diketahui adanya perbedaan antara risiko siber dan ancaman siber. Ancaman siber adalah bahaya-bahaya spesifik yang menimbulkan risiko siber. Ancaman-ancaman ini termasuk tindakan seperti eskalasi hak istimewa (memanfaatkan kerentanan untuk mendapatkan akses yang tidak sah) atau serangan phishing.
Dampak risiko siber yang berasal dari ancaman siber meliputi kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan aset digital yang terancam, bersama dengan kejahatan finansial, kehilangan data, atau tidak tersedianya sistem.
Pada masa lalu, organisasi sering kali mengandalkan pendekatan keamanan siber berbasis kematangan untuk mengelola risiko siber. Namun, lanskap ini telah berkembang, mendorong munculnya strategi keamanan siber berbasis risiko.
Pendekatan berbasis risiko memprioritaskan pengurangan risiko sebagai tujuan utama. Ini berarti bahwa organisasi mengalokasikan sumber daya berdasarkan efektivitas program keamanan siber mereka dalam mengurangi risiko.