Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tantangan Guru Bersaing sebagai Pengajar dengan Generative Artificial Intelligence

25 Juli 2023   05:29 Diperbarui: 25 Juli 2023   05:42 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era AI (Artificial Intelligence), apalagi dengan adanya Generative AI, guru yang dibutuhkan saat ini adalah seorang pendidik bukan sekedar pengajar. Pengajar sudah bisa digantikan oleh AI, sementara Pendidik tidak dapat digantikan oleh Generative AI sekalipun.

AI dapat membantu menghasilkan materi pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan individu, memberikan umpan balik secara instan, dan memberikan pengalaman belajar yang interaktif. AI juga dapat membantu dalam mengumpulkan dan menganalisis data tentang kemajuan belajar siswa.

Namun, ada beberapa aspek penting dari peran seorang guru yang sulit untuk digantikan oleh AI. Guru bukan hanya mengajarkan materi pelajaran kepada siswa, tetapi juga memainkan peran penting sebagai pembimbing, motivator, dan penilai kemajuan siswa.

Guru dapat memberikan perhatian individual kepada siswa, mengidentifikasi kebutuhan mereka, dan memberikan dukungan emosional yang penting dalam proses belajar.

Pendekatan manusiawi yang diberikan oleh seorang pendidik juga sulit digantikan oleh AI. Pendidik memiliki pengetahuan dan pengalaman luas yang dapat membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan sosial, kritis, dan kreatif. Mereka juga dapat membantu siswa dalam menghadapi tantangan dan mengembangkan rasa percaya diri.

Selain itu, aspek moral dan etika juga menjadi bagian penting dari peran seorang pendidik. Pendidik membantu mengembangkan nilai-nilai, sikap, dan kepribadian siswa, serta membimbing mereka dalam membuat keputusan yang tepat. Ini melibatkan pertimbangan kompleks yang melampaui kemampuan Generative AI saat ini.

Tidak dapat dipungkiri lagi, AI dan Generative AI dapat memberikan kontribusi berharga dalam proses pendidikan, tetapi peran seorang guru dan pendidik tetap penting.

Guru memberikan interaksi manusia yang tak tergantikan, memainkan peran penting dalam membentuk perkembangan siswa secara holistik, dan membantu mempersiapkan siswa untuk tantangan di dunia nyata yang kompleks.

Namun, saat ini, terkadang sistem pendidikan dapat terlalu fokus pada aspek akademik dan kurang memberikan perhatian yang cukup pada pengembangan moral dan budi pekerti siswa.

Pendidikan moral dan nilai-nilai merupakan bagian integral dari pendidikan yang bertujuan untuk membentuk karakter dan kepribadian siswa. Hal tersebut melibatkan pengajaran tentang menghargai diri sendiri, menghargai orang lain, menjaga lingkungan, dan menghargai komunitas.

Pendidikan, seharusnya, membantu siswa dalam memahami etika, membangun sikap empati, berkolaborasi dengan baik, dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab.

Pendidikan adab dan nilai-nilai moral ini membutuhkan kehadiran manusia yang memiliki nilai-nilai tersebut sebagai teladan atau panutan bagi siswa. Guru, orang tua, dan komunitas memiliki peran penting dalam membimbing siswa dalam mengembangkan sikap dan perilaku yang baik.

Meskipun AI dapat digunakan sebagai alat bantu dalam menyampaikan materi moral dan nilai-nilai, tetapi kehadiran manusia yang dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam, memberikan contoh nyata, dan memberikan bimbingan secara langsung tetap penting.

Pembentukan karakter dan sikap siswa melibatkan interaksi manusiawi yang kompleks, yang sulit untuk direplikasi sepenuhnya oleh teknologi.

Oleh karena itu, penting bagi sistem pendidikan untuk seimbang antara pengajaran akademik dan pendidikan moral. Dalam hal ini, pendidikan moral harus diintegrasikan ke dalam kurikulum, dan peran guru sebagai pendidik moral harus diperkuat. Selain itu, orang tua, keluarga, dan masyarakat juga memiliki peran penting dalam membantu membentuk karakter siswa di luar lingkungan sekolah.

Dalam rangka menghasilkan individu yang tidak hanya cerdas secara akademik tetapi juga memiliki moral dan budi pekerti yang baik, perlu adanya kolaborasi antara berbagai pihak dalam mendukung pendidikan moral dan nilai-nilai dalam sistem pendidikan.

Oleh karena itu, penting bagi dunia pendidikan di Indonesia untuk mengintegrasikan pembangunan moral dengan pengajaran ilmu secara seimbang. Memahami dan menerapkan adab dalam kehidupan sehari-hari merupakan hal yang sangat penting, terutama dalam membentuk karakter siswa.

Agama Islam, seperti agama lainnya, mengajarkan nilai-nilai moral dan etika yang penting dalam menjalani kehidupan. Pendidikan Islam yang baik juga menekankan pentingnya adab dalam semua aspek kehidupan, baik dalam berinteraksi dengan Allah, sesama manusia, maupun lingkungan sekitar. Ini mencakup nilai-nilai seperti kejujuran, keadilan, kesabaran, rasa empati, dan penghargaan terhadap kebaikan.

Mengajarkan adab secara seimbang dengan pengajaran ilmu memiliki manfaat yang signifikan. Siswa tidak hanya belajar tentang fakta dan konsep dalam pelajaran, tetapi juga bagaimana menerapkannya dengan bijaksana dan bertanggung jawab.

Hal tersebut membantu mereka dalam mengembangkan sikap yang baik, berinteraksi dengan baik dengan orang lain, dan menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab.

Melihat pengalaman pendidikan di Jepang dan beberapa negara maju lainnya, di mana pendidikan moral dan nilai-nilai diberikan perhatian yang serius, dapat menjadi contoh yang baik untuk diadopsi di Indonesia.

Di negara-negara ini, pendidikan moral dan adab diajarkan secara terstruktur dan terintegrasi dalam kurikulum, sehingga siswa memiliki kesempatan untuk mengembangkan baik pengetahuan akademik maupun karakter moral mereka.

Dalam konteks pendidikan Islam, mengajarkan adab sejak dini dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari juga merupakan praktik yang baik. Meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW adalah prinsip yang penting dalam pendidikan Islam, yang melibatkan pemahaman, penghargaan, dan peniruan akhlak yang mulia.

Penting bagi sistem pendidikan di Indonesia untuk memberikan perhatian yang lebih besar pada pembangunan moral dan pengajaran adab, seiring dengan pengajaran ilmu pengetahuan.

Hal ini dapat dilakukan dengan memperkuat peran guru sebagai pendidik yang memperhatikan perkembangan moral siswa, mengintegrasikan nilai-nilai moral dalam kurikulum, dan melibatkan orang tua dan masyarakat dalam mendukung pendidikan moral.

Dengan demikian, meskipun pengajar dapat digantikan oleh Generative AI, tetapi pendidik tidak dapat digantikan oleh Generative AI. Meskipun AI telah mengalami kemajuan pesat dalam beberapa tahun terakhir, masih ada peran yang penting bagi guru dan pendidik dalam pendidikan.

Akhirnya, bagaimana kesadaran para guru untuk mengantisipasi kondisi di era kecerdasan buatan saat ini agar tetap berperan dalam dunia pendidikan yang tidak akan tergantikan oleh Generative AI saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun