Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Panduan untuk Para CEO dalam Mengelola Risiko Generative Artificial Intelligence

17 Juli 2023   18:25 Diperbarui: 17 Juli 2023   18:45 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kecerdasan Buatan (AI= Artificial Intelligence)) telah menjadi bidang yang semakin menarik dalam dunia bisnis. Salah satu bentuk AI yang menonjol adalah Generative AI, yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan konten baru dan tidak terstruktur dengan efisien.

Namun, bersamaan dengan potensi yang menarik, Generative AI juga membawa risiko yang perlu dikelola dengan baik. CEO memainkan peran penting dalam merancang tim dan proses yang tepat untuk memitigasi risiko-risiko ini.

Artikel ini akan membahas pengertian Generative AI, perbedaannya dengan jenis AI lainnya, serta langkah-langkah yang dapat diambil oleh CEO untuk mengelola risiko yang terkait dengan Generative AI.

Generative AI, atau Kecerdasan Buatan Generatif, adalah bentuk AI yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan konten baru secara efisien.

Berbeda dengan jenis AI lainnya yang cenderung berfokus pada analisis data atau mengikuti aturan yang telah ditentukan, Generative AI menggunakan model dasar, seperti Large Language Models (LLM) atau Foundation Models (FM), yang memungkinkan AI untuk menghasilkan teks, gambar, atau suara baru yang orisinal.

Model dasar tersebut dapat dilatih pada data tidak terstruktur yang luas, seperti teks, gambar, atau suara, dan mempelajari pola dan hubungan antara elemen-elemen dalam data tersebut.

Perbedaan utama Generative AI dengan jenis AI lainnya terletak pada kemampuannya untuk menghasilkan konten baru dan tidak terstruktur dengan efisien. AI generatif dapat menciptakan teks bahasa alami, gambar, atau bahkan suara baru, yang memberikan nilai tambah yang signifikan dibandingkan dengan model AI sebelumnya.

Hal tersebut memungkinkan aplikasi yang lebih kreatif dan inovatif dalam berbagai industri, seperti penulisan, desain grafis, atau penghasilan konten multimedia.

Dalam banyak kasus, Generative AI menggunakan model dasar yang telah dilatih secara mendalam, seperti Generative Pre-trained Transformer (GPT), yang merupakan sebuah Transformer Model yang dilatih dengan menggunakan metode generative pre-training.

Meskipun Generative AI menawarkan potensi yang menarik, ada beberapa risiko yang terkait yang perlu dikelola dengan baik oleh CEO. Berikut adalah beberapa risiko yang harus diperhatikan:

  1. Keadilan: Generative AI dapat menghasilkan bias algoritmik karena data pelatihan yang tidak sempurna atau keputusan yang dibuat oleh para pengembang model.
  2. Kekayaan Intelektual (IP): Data pelatihan dan keluaran model Generative AI dapat menjadi risiko kekayaan intelektual yang signifikan, termasuk pelanggaran hak cipta, merek dagang, paten, atau masalah legalitas terkait.
  3. Privasi: Penggunaan data pengguna dalam AI generatif dapat menimbulkan kekhawatiran privasi jika informasi yang dimasukkan oleh pengguna kemudian muncul dalam keluaran model dengan cara yang dapat mengidentifikasi individu. AI generatif juga dapat digunakan untuk menciptakan dan menyebarkan konten berbahaya seperti disinformasi, deepfake, dan ujaran kebencian.
  4. Keamanan: AI generatif dapat digunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk mempercepat serangan siber atau menghasilkan keluaran yang berbahaya. Keamanan harus menjadi prioritas dalam pengembangan dan penerapan AI generatif.
  5. Keterbacaan: AI generatif sering kali kompleks, dan penting bagi CEO untuk mendorong keterbacaan dan kemampuan menjelaskan bagaimana model AI menghasilkan jawaban atau keluaran tertentu.
  6. Keandalan: Model AI generatif mungkin menghasilkan jawaban yang berbeda untuk petunjuk yang sama, menghambat kemampuan pengguna untuk menilai keakuratan dan keandalan output.
  7. Dampak Organisasi: AI generatif dapat berdampak signifikan pada tenaga kerja, dan dampaknya terhadap kelompok tertentu dan komunitas lokal dapat bersifat negatif secara tidak proporsional.
  8. Dampak Sosial dan Lingkungan: Pengembangan dan pelatihan model dasar Generative AI dapat memiliki konsekuensi sosial dan lingkungan yang merugikan, termasuk peningkatan emisi karbon.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun