Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kekhawatiran Angkatan Kerja terhadap Keamanan Kerja

15 Mei 2023   14:00 Diperbarui: 15 Mei 2023   14:01 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
File by Merza Gamal, Sumber: McKinsey Consumer Pulse Survey

Mempertahankan Tenaga Kerja yang Berkomitmen: Strategi yang Efektif untuk Membangun Kepercayaan Konsumen

Ketidakpastian ekonomi membuat banyak insan usia kerja khawatir tentang keamanan pekerjaan. McKinsey Consumer Pulse Survey, menemukan bahwa 74 persen responden Gen Z dan milenial mengkhawatirkan keamanan pekerjaan. Baby boomer, sementara itu, lebih kecil kemungkinannya untuk masuk kembali ke dunia kerja dan kurang menunjukkan kekhawatiran tentang stabilitas pekerjaan.

Meskipun banyak perusahaan terkenal memangkas tenaga kerjanya, secara keseluruhan ada lebih banyak lowongan pekerjaan daripada sebelum pandemi. Demikian pula, meskipun tingkat partisipasi angkatan kerja turun akibat COVID-19, tingkat pengangguran lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi. Dan banyak pekerja yang meninggalkan angkatan kerja selama Pandemi Covi-19, sekarang ingin bergabung kembali.

Menurut hasil survei yang dilakukan McKinsey pada Februari 2023 terhadap sekitar dua ribu konsumen, 52 persen dari usia 25 hingga 64 tahun yang berhenti dari pekerjaannya selama pandemi dan tetap menganggur berencana untuk mencari pekerjaan tahun ini. 

Beberapa ingin mencari pekerjaan karena meningkatnya biaya hidup akibat inflasi. Sementara, yang lain ingin bekerja karena ada perubahan dalam keadaan pribadi mereka, seperti memiliki lebih banyak kapasitas untuk bekerja karena anak-anak mereka lebih konsisten kembali ke sekolah karena tingkat COVID-19 tetap rendah.

Pada sisi lain, hasil Survei McKinsey menunjukkan bahwa konsumen yang lebih muda mengkhawatirkan keamanan pekerjaan, dengan 74 persen Gen Z dan 62 persen generasi milenial mengkhawatirkan pekerjaan. Lebih dari setengah Gen X merasakan hal yang sama. Tidak mengherankan, baby boomer, yang sebagian besar sudah pensiun dan tidak mungkin masuk kembali ke dunia kerja, tidak begitu khawatir.

Namun demikian, ada beberapa tanda-tanda positif di pasar tenaga kerja saat ini, seperti peningkatan jumlah lowongan pekerjaan dan tingkat pengangguran yang lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi. Untuk mengurangi kekhawatiran konsumen tentang keamanan pekerjaan, penting bagi perusahaan untuk memperlihatkan komitmen jangka panjang mereka terhadap karyawan dan menerapkan strategi pengembangan karyawan yang kuat.

Beberapa langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mengurangi kekhawatiran konsumen tentang keamanan pekerjaan dan memperlihatkan komitmen jangka panjang mereka terhadap karyawan (insan perusahaan) serta menerapkan strategi pengembangan karyawan yang kuat:

  1. Komunikasi terbuka dan transparan: Perusahaan harus berkomunikasi dengan jelas tentang situasi bisnis mereka dan rencana jangka panjang mereka kepada karyawan. Ini akan membantu karyawan memahami posisi perusahaan dan memberi mereka keyakinan bahwa perusahaan sedang berusaha untuk mempertahankan keamanan pekerjaan.
  2. Kebijakan yang adil dan konsisten: Perusahaan harus menerapkan kebijakan yang adil dan konsisten untuk semua karyawan, termasuk dalam hal promosi, gaji, dan manfaat lainnya. Hal ini akan membantu karyawan merasa dihargai dan diperlakukan secara adil, dan membangun kepercayaan pada perusahaan.
  3. Pengembangan karyawan: Perusahaan harus memperhatikan pengembangan karyawan dengan memberikan pelatihan dan pengembangan keterampilan yang relevan dan bermanfaat bagi karyawan. Dengan cara ini, karyawan akan merasa dihargai dan diinvestasikan, dan memiliki lebih banyak kesempatan untuk meningkatkan keterampilan mereka dan maju dalam karier mereka.
  4. Program manfaat yang baik: Perusahaan harus menawarkan program manfaat yang baik, termasuk asuransi kesehatan, cuti, dan tunjangan lainnya yang memperlihatkan bahwa mereka peduli terhadap kesejahteraan karyawan. Program manfaat yang baik juga dapat membantu karyawan merasa lebih aman dan terjamin di tempat kerja.
  5. Keterlibatan karyawan: Perusahaan harus mendorong keterlibatan karyawan dengan memberikan kesempatan untuk memberikan masukan dan saran, serta mempertimbangkan pendapat mereka dalam keputusan bisnis. Hal ini akan membantu karyawan merasa dihargai dan terlibat secara aktif dalam keberhasilan perusahaan.

Dengan menerapkan langkah-langkah ini, perusahaan dapat membangun hubungan jangka panjang yang sehat dengan karyawan mereka dan membantu mengurangi kekhawatiran konsumen tentang keamanan pekerjaan. Hal ini juga akan membantu perusahaan mempertahankan tenaga kerja yang berkomitmen dan membangun kepercayaan konsumen pada merek mereka.

Sementara itu, beberapa tindakan jangka pendek yang dapat dilakukan perusahaan untuk membantu mempertahankan tenaga kerja yang berkomitmen dan membangun kepercayaan konsumen pada merek mereka:

  1. Memberikan insentif dan kompensasi yang adil: Perusahaan dapat memberikan insentif dan kompensasi yang adil dan memadai untuk menunjukkan komitmen jangka panjang mereka terhadap karyawan. Hal ini dapat membantu memotivasi karyawan untuk tetap berkontribusi dan berkomitmen pada perusahaan, sambil membangun kepercayaan konsumen pada merek tersebut.
  2. Mengkomunikasikan komitmen perusahaan terhadap karyawan: Perusahaan dapat mengkomunikasikan secara terbuka dan jelas tentang komitmen jangka panjang mereka terhadap karyawan. Ini dapat dilakukan melalui komunikasi internal seperti rapat staf, newsletter, atau platform karyawan, serta melalui komunikasi eksternal seperti situs web perusahaan dan materi pemasaran.
  3. Memberikan kesempatan pengembangan karyawan: Perusahaan dapat memberikan kesempatan pengembangan karyawan melalui pelatihan dan pengembangan keterampilan, program mentorship, atau kesempatan untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek yang menantang. Ini dapat membantu meningkatkan motivasi dan keterlibatan karyawan, sambil membangun kepercayaan konsumen pada merek perusahaan.
  4. Memberikan akses informasi yang jelas: Perusahaan dapat memberikan akses informasi yang jelas dan transparan kepada karyawan mengenai situasi bisnis perusahaan, rencana masa depan, dan tantangan yang dihadapi. Ini dapat membantu meningkatkan kepercayaan karyawan pada perusahaan, sambil membantu karyawan merasa lebih terlibat dan memiliki peran yang penting dalam kesuksesan perusahaan.
  5. Meningkatkan budaya perusahaan yang inklusif: Perusahaan dapat meningkatkan budaya perusahaan yang inklusif dan kolaboratif dengan menghargai dan merayakan keberagaman, serta memberikan kesempatan yang setara untuk karyawan dari latar belakang yang berbeda. Hal ini dapat membantu memperkuat komunitas karyawan, meningkatkan keterlibatan, dan membangun kepercayaan konsumen pada merek perusahaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun