Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Pelajaran Awal dari Krisis Perbankan Global 2023

12 Mei 2023   08:07 Diperbarui: 12 Mei 2023   08:12 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Reuters/Dado Ruvic/Illustration

Menghadapi Krisis Perbankan Global: Kegagalan Regulasi, Manajemen Risiko yang Buruk, dan Tantangan Masa Depan

Krisis perbankan yang terjadi pada 2008 masih menjadi bayang-bayang yang menakutkan bagi sistem keuangan global. Baru-baru ini, krisis perbankan terjadi lagi di beberapa negara, menunjukkan kegagalan regulasi dan manajemen risiko yang buruk. Salah satu faktor yang memperburuk situasi saat ini adalah kenaikan suku bunga terkait dengan ketatnya kebijakan moneter global.

Kondisi memburuknya moneter global dimulai dengan runtuhnya Silicon Valley Bank pada 10 Maret 2023 dan diikuti oleh ketegangan di pemberi pinjaman regional AS lainnya sebelum kegagalan "Credit Suisse" sekitar seminggu kemudian dan yang terbaru dari "US's First Republic".

Meskipun setiap situasi krisis bank memiliki karakteristik yang unik, terdapat beberapa kemiripan dalam peristiwa-peristiwa ini, seperti kerugian besar dalam investasi dan kegagalan pengelolaan risiko. Selain itu, ketegangan dalam sektor keuangan terkadang dapat menyebar dari satu lembaga keuangan ke lembaga keuangan lainnya, terutama jika pasar keuangan sedang tidak stabil.

Kondisi ekonomi dan suku bunga yang lebih tinggi dapat memberikan tekanan tambahan pada lembaga keuangan yang rentan, terutama jika mereka memiliki portofolio yang berisiko tinggi atau terlalu banyak tergantung pada pinjaman. Namun, setiap lembaga keuangan memiliki kebijakan risiko yang berbeda-beda dan tergantung pada seberapa baik mereka mengelola risiko tersebut, lembaga tersebut mungkin memiliki tingkat kestabilan yang berbeda-beda.

Secara umum, tidak ada jaminan bahwa lembaga keuangan mana pun akan tetap stabil atau aman dari krisis keuangan. Namun demikian, ketika terjadi ketegangan di pasar keuangan, para regulator dan pemerintah memiliki peran penting dalam membantu mencegah penyebaran krisis keuangan dan memastikan stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan.

Memang krisis yang terjadi di AS dan Swiss berbeda. Yang pertama melibatkan bank-bank menengah dengan aset yang didominasi oleh obligasi pemerintah yang aman, yang nilai mark-to-market-nya menurun seiring kenaikan suku bunga, dan deposito terkonsentrasi pada sektor tertentu. Yang kedua melibatkan lembaga yang sangat besar dengan masalah-masalah istimewa yang sudah berlangsung lama dan didefinisikan secara lebih luas.

Kedua krisis tersebut menunjukkan kegagalan regulasi dan manajemen risiko yang buruk, dan keduanya dipicu oleh kenaikan suku bunga terkait dengan ketatnya kebijakan moneter yang tersinkronisasi dan terberat yang pernah kita alami sejak Perang Dunia II. Dalam keadaan ini, kerapuhan keuangan harus diperkirakan terjadi di bagian sistem yang dikelola dengan buruk, diatur dengan buruk, dan lebih rentan terhadap kondisi kredit yang ketat.

Dapat dimaklumi bahwa tidak ada sistem keuangan yang sempurna dan bebas dari risiko krisis perbankan. Krisis keuangan terkadang terjadi karena adanya kegagalan regulasi dan manajemen risiko yang buruk, serta ketidakmampuan untuk memprediksi dan mengatasi masalah ekonomi dan keuangan yang kompleks. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya yang berkelanjutan untuk memperbaiki dan memperkuat sistem keuangan global agar lebih tahan terhadap goncangan ekonomi dan keuangan.

Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kestabilan sistem keuangan global adalah dengan meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, meningkatkan standar regulasi dan pengawasan, serta memperkuat manajemen risiko di seluruh sektor keuangan. Selain itu, upaya kolaboratif antara regulator dan industri keuangan juga penting untuk mencegah krisis keuangan dan mengatasi masalah yang timbul secara efektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun