Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 baru saja berakhir pada hari  Jumat tanggal 24 Februari 2023 di pinggiran Bengaluru, India. Pertemuan tersebut tidak mendapatkan hasil kesepakatan yang menandatangani "Pernyataan Bersama". Rusia dan China menolak untuk menandatangani pernyataan bersama sebagai hasil pertemuan negara-negara G20 tersebut.
Tidak ikutnya Rusia dan China mendukung konsensus di antara anggota G20 membuat India sebagai tuan rumah terpaksa mengeluarkan "Ringkasan Dokumen Hasil Pertemuan G20" yang hanya merangkum pembicaraan dua hari dan mencatat perbedaan pendapat. India sendiri yang bertindak sebagai ketua G20 enggan mengangkat isu perang, walaupun negara-negara Barat bersikeras bahwa mereka tidak dapat mendukung hasil apa pun yang tidak mengecam invasi Rusia ke Ukraina.
Rusia sebagai salah anggota G20 menyebut tindakannya di Ukraina bukan invasi atau perang, melainkan sebagai "operasi militer khusus". Â Sementara itu, India mempertahankan sikap netral mereka dan menolak untuk menyalahkan Rusia atas invasi tersebut, mencari solusi diplomatik dan secara tajam meningkatkan pembelian minyak Rusia. Di samping itu, China dan India termasuk di antara negara-negara yang abstain pada hari Kamis (22 Februari 2023) ketika PBB memberikan suara yang sangat besar untuk menuntut Rusia menarik pasukannya dari Ukraina dan menghentikan pertempuran.
Dengan demikian, hasil Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 tanggal 23-24 Februari 2023 di India tersebut mirip dengan KTT G20 di Bali November 2022 lalu ketika tuan rumah Indonesia juga mengeluarkan deklarasi akhir yang mengakui adanya perbedaan.
Perjuangan G20 yang telah dibentuk selama dua dekade untuk mengatasi krisis ekonomi semakin berat untuk mencapai konsensus yang diperlukan untuk mengeluarkan komunike akhir pertemuan resmi. Delegasi Rusia dan China tidak ingin platform G20 digunakan untuk membahas masalah politik.
Sementara itu, sebagian besar anggota G20 mengutuk keras perang di Ukraina dan menekankan bahwa hal itu menyebabkan penderitaan manusia yang luar biasa dan memperburuk kerentanan yang ada dalam ekonomi global dengan terjadinya gangguan rantai pasokan, risiko terhadap stabilitas keuangan dan berlanjutnya kerawanan energi dan pangan.
Sebagaimana yang disampaikan dalam deklarasi para pemimpin G20 di Bali akhir tahun 2022 lalu tentang konflik yang mengakui bahwa blok G20 bukan forum untuk menyelesaikan masalah keamanan. Akan tetapi, mengakui bahwa masalah tersebut dapat memiliki konsekuensi yang signifikan bagi ekonomi global. Dan, masalah geopolitik dari Rusia dan Ukraina ini sudah berjalan setahun. Akankah terus berlanjut dan mempengaruhi krisis ekonomi global...???
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H