Kesehatan mental insan perusahaan mencakup banyak kondisi penyakit mulai dari depresi, kecemasan, dan stres hingga kondisi yang lebih parah seperti gangguan bipolar, skizofrenia, dan psikosis.
Penelitian Gallup baru-baru ini (tahun 2022) mengungkapkan bahwa 40% insan perusahaan  melaporkan bahwa pekerjaan mereka berdampak negatif pada kesehatan mental mereka dalam enam bulan sebelumnya, termasuk 7% menggambarkannya sebagai memiliki dampak yang "sangat negatif".
Insan perusahaan yang memiliki tingkat engagement (keterlibatan) yang tinggi  lebih mungkin merasakan pekerjaan mereka memiliki dampak positif terhadap kesehatan mental. Komitmen manajemen untuk membangun kekuatan adalah pendorong utama efek positif pada kesehatan mental insan perusahaan. Sementara itu, manajemen yang buruk sangat berbahaya bagi kesehatan mental pekerja. Kesehatan mental secara umum sebagai kondisi yang mendasari kemajuan perusahaan secara berkelanjutan dalam menghadapi kompetisi (Sustainable Competitive Advantage).
Manajemen perusahaan harus memahami aspek lain dari kehidupan kerja yang sangat merugikan kesehatan mental insan perusahaan apabila dijalankan dengan buruk. Terdapat empat kesalahan yang merusak kesehatan mental insan perusahaan. Menurut penelitian Gallup 2022, organisasi yang merusak kesehatan mental insan perusahaan mereka karena melakukan kesalahan secara tidak proporsional atas keempat pelanggaran berikut:
1. Bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan dengan benar tidak disediakan.Â
Salah satu kebutuhan psikologis paling mendasar adalah menempatkan insan perusahaan di tempat kerja mereka dengan menyediakan alat yang tepat untuk melaksanakan pekerjaan mereka. Tanpa menyediakan alat kerja yang dibutuhkan akan menjadi salah satu pengaruh negatif kesehatan mental yang paling kuat.
2. Pendapat insan perusahaan tidak cukup didengar atau diperhitungkan.Â
Insan perusahaan yang merasa pendapatnya tidak diperhitungkan sering merasa tidak aman secara psikologis untuk membagikan pendapatnya. Seringkali, insan perusahaan merasa mereka melapor kepada seseorang manajer yang tidak mempunyai kemampuan sebagai pimpinan yang baik. Ketika insan perusahaan berbagi pemikiran, pendapat yang tampaknya diabaikan atau umpan balik yang tidak mengarah ke mana pun dapat mengakibatkan frustrasi, kekhawatiran, stres, dan kemarahan serta merusak tatanan sosial budaya perusahaan.
3. Pelanggan tidak diperhatikan dan diprioritaskan dengan baik.Â
Hal tersebut terjadi karena organisasi tidak secara konsisten memberikan janji merek yang dibuat kepada pelanggan. Banyak perusahaan tidak mampu mempertahankan kecepatan dan ketangkasan untuk mengakomodasi pelanggan di pasar yang terus berubah. Perusahaan merasa bangga dengan layanan pelanggan yang hebat dan loyalitas merek. Namun, eksekusi dilakukan secara buruk menjadi faktor utama kesehatan mental insan perusahaan yang buruk.
4. Manajemen tidak tahu apa yang terbaik dilakukan oleh insan perusahaan.Â
Seorang manajer yang mengabaikan anggota tim individu merupakan hal yang memperburuk kondisi kesehatan mental insan perusahaan dibandingkan dengan memiliki seorang manajer yang berfokus pada kelemahan. Manajer yang abai dapat mengurangi kemungkinan tingkat engagement (keterlibatan) insan perusahaan menjadi hanya 2%. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika ketidaktahuan akan kekuatan alami insan perusahaan akan sangat merugikan kesehatan mental.
Menurut survei Gallup 2022, insan perusahaan yang mengalami keempat kesalahan manajerial di atas, setidaknya tujuh kali lebih mungkin mengatakan bahwa pekerjaan mereka menghasilkan dampak yang sangat negatif pada kesehatan mental mereka dalam enam bulan sebelumnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H