The Wall Street Journal akhir Setember 2022 yang lalu memberitakan bahwa dalam upaya untuk meningkatkan kewaspadaan Wall Street terhadap kejahatan keuangan.
Jadi, salah satu regulator AS memperkenalkan denda besar bagi anggota pialang-dealer yang terlalu lemah dalam pencegahan pencucian uang.Â
Pengenaan biaya akibat mengabaikan aturan yang berusaha mencegah penipuan keuangan tergantung pada ukuran besar kecilnya perusahaan.
Untuk perusahaan yang lebih kecil, kegagalan untuk memantau transaksi keuangan secara memadai dan melaporkan aktivitas yang mencurigakan dapat berarti membayar denda mulai dari $10.000 hingga $310.000. Sementara untuk perusahaan besar yang tidak patuh dapat membayar minimal $50.000, tanpa batas atas. [WSJ, 29 September 2022]
Penipuan melalui transaksi keuangan berkembang pesat beberapa tahun teakhir. Menurut survei PYMNTS and Featurespace pada tahun 2022 terhadap 200 pemimpin senior, banyak lembaga keuangan melaporkan tingkat penipuan yang lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Perusahaan kecil mengalami peningkatan penipuan terbesar.Â
Sekitar dua pertiga responden dengan aset antara $5 miliar dan $25 miliar mengatakan bahwa mereka kehilangan lebih banyak uang karena transaksi penipuan.Â
Sementara itu, sekitar setengah dari perusahaan dengan aset senilai $100 miliar atau lebih mengalami hal yang sama.Â
Untuk itu, hampir semua eksekutif yang menjadi responden mengatakan mereka ingin memprioritaskan penggunaan teknologi untuk membantu mencegah penipuan dan pencucian uang. [PYMNTS, 22 September 2022]
Dari kedua berita tersebut di atas, ada momentum yang berkembang di seluruh industri layanan keuangan untuk mencegah penipuan dan pencucian uang, yakni dengan menciptakan minat yang kuat dalam pembelajaran mesin (machine learning/ML) di antara para eksekutif perusahaan.Â