Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Memahami Pengelolaan Data Secara Etis Dalam Bisnis

7 Oktober 2022   09:03 Diperbarui: 10 Oktober 2022   17:01 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perlu manajemen baru untuk pengelolaan data secara etis dalam bisnis. Sumber: Freepik via Kompas.com

Setiap perusahaan harus menetapkan praktik terbaiknya sendiri untuk mengelola datanya. Diperkirakan pada tahun 2025, individu dan perusahaan di seluruh dunia akan menghasilkan sekitar 463 exabyte data setiap hari,1 dibandingkan dengan kurang dari tiga exabyte satu dekade lalu. (Sumber: IBM Research Blog, 5 Maret 2013)

Oleh karena itu, sebagian besar bisnis telah mulai menangani aspek operasional manajemen data, menentukan cara membangun dan memelihara  bank data  dengan mengintegrasikan ilmuwan data dan pakar teknologi lainnya ke dalam tim yang ada. Di samping itu, beberapa  perusahaan juga secara sistematis sudah mempertimbangkan dan mulai menangani aspek etika manajemen data, yang dapat memiliki konsekuensi dan tanggung jawab yang luas.

Apabila algoritme dilatih dengan kumpulan data yang bias atau kumpulan data dilanggar, dijual tanpa persetujuan, atau salah penanganan, misalnya, perusahaan dapat menanggung biaya reputasi dan keuangan yang signifikan. Anggota dewan bahkan dapat dimintai pertanggungjawaban secara pribadi. (Sumber: CPO Magazine, 22 Februari 2022).

Jadi bagaimana seharusnya perusahaan mulai berpikir tentang pengelolaan data yang etis? Tindakan apa yang dapat mereka lakukan untuk memastikan bahwa mereka menggunakan konsumen, pasien, SDM, fasilitas, dan bentuk data lainnya dengan tepat di seluruh rantai nilai---mulai dari pengumpulan, analitik, hingga wawasan?

Beberapa jebakan manajemen data umum yang dapat menimpa para pemimpin dan organisasi. Jebakan tersebut mencakup pemikiran bahwa etika data tidak berlaku untuk organisasi perusahaan mereka, sehingga dalam mengejar ROI (Return on Invesment) jangka pendek dengan segala cara dan hanya melihat data daripada sumber data tersebut. 

Banyak perusahaan berpikiran bahwa hukum dan kepatuhan memiliki etika data yang tercakup, dan bahwa ilmuwan data memiliki semua jawabannya, dan bila timbul masalah cukup sewa pengacara.

Beberapa karakteristik penggunaan data etis yang perlu dipahami oleh para eksekutif perusahaan dan pemimpin bisnis adalah sebagai berikut::

  • Etika data menjaga keamanan data dan melindungi informasi pelanggan. Keamanan siber dan privasi data merupakan bagian tak terpisahkan dari etika data. Perusahaan memiliki tanggung jawab etis (serta kewajiban hukum) untuk melindungi data pelanggan, mempertahankan diri dari pelanggaran, dan memastikan bahwa data pribadi tidak dikompromikan.
  • Etika data menawarkan manfaat yang jelas bagi konsumen dan perusahaan. Konsumen pasti mendapatkan sesuatu dari transaksi berbasis data. Jika perusahaan tidak memecahkan masalah bagi konsumen, maka perusahaan harus bertanya mengapa melakukan hal tersebut. Manfaat bagi pelanggan harus lugas dan mudah diringkas dalam satu kalimat: pelanggan mungkin mendapatkan kecepatan, kenyamanan, nilai, atau penghematan yang lebih besar.
  • Etika data menawarkan pelanggan beberapa ukuran agensi. Jangan lakukan sesuatu yang membuat konsumen terkejut. Jika pelanggan menerima tawaran dan berkata, "Saya pikir saya mendapatkan ini karena cara Anda menggunakan data saya, dan itu membuat saya tidak nyaman. Saya rasa saya tidak pernah menyetujui ini." Dan, akhirnya pelanggan akan berkata, "Kami tidak akan pernah bersama perusahaan itu."
  • Etika data sesuai dengan janji perusahaan. Dalam manajemen data, organisasi harus melakukan apa yang mereka katakan akan mereka lakukan, atau berisiko kehilangan kepercayaan pelanggan dan pemangku kepentingan utama lainnya. Menjaga kepercayaan dengan pemangku kepentingan dapat berarti menolak kontrak tertentu jika bertentangan dengan nilai dan komitmen data yang dinyatakan organisasi.

Untuk mengeksplorasi jebakan ini, ada beberapa cara potensial untuk menghindarinya, seperti mengadopsi standar baru untuk manajemen data, memikirkan kembali model tata kelola, dan berkolaborasi lintas disiplin dan organisasi. Namun yang jelas bahwa etika data dalam sebuah organisasi atau perusahaan membutuhkan perhatian lebih dan berkelanjutan dari semua pimpinan, anggota C-suite, termasuk CEO.

MERZA GAMAL 

  • Pengkaji Sosial Ekonomi Islami
  • Author of Change Management & Cultural Transformation
  • Former AVP Corporate Culture at Biggest Bank Syariah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun