Para pemimpin keberlanjutan dapat melakukan realokasi dari bisnis intensif emisi ke bisnis rendah emisi, dimulai dengan portofolio yang ada, baik mengubah bisnis intensif emisi melalui dekarbonisasi, atau melepaskannya. Misalnya, Neste, produsen bahan bakar dan bahan kimia yang berbasis di Finlandia, memperoleh lebih dari 50 persen laba operasinya dari produk minyak pada tahun 2015.
Namun, pada tahun 2018, bisnis produk terbarukan perusahaan menyumbang 70 persen dari laba operasinya. Kapitalisasi pasar perusahaan meningkat tiga kali lipat dari 2015 hingga 2021, dengan 90 persen penilaian didasarkan pada bisnis produk terbarukan. Investasi besar dalam teknologi baru, platform bahan baku, dan kapasitas kilang hijau, bersama dengan strategi go-to-market yang ditargetkan, memainkan peran besar dalam transformasi ini.
Selanjutnya, perusahaan terkemuka mencari peluang pertumbuhan yang didorong oleh transisi di tingkat subsegmen industri yang terperinci dan mendanai inisiatif pertumbuhan dengan modal yang diambil dari bagian bisnis yang cenderung tidak mengalami peningkatan permintaan selama transisi net zero.
Perusahaan juga berpikir kreatif tentang cara untuk mencocokkan kemampuan mereka yang ada dengan ceruk yang berkembang. Misalnya, salah satu perusahaan peralatan industri mengidentifikasi pasar akhir yang berkembang untuk komponen yang digunakan dalam energi terbarukan dan pengolahan udara dan menerapkan keahliannya dalam perkakas untuk mengembangkan jenis mesin baru. Bisnis ini telah memperoleh premi hijau yang signifikan dari penjualan produk-produk baru ini, yang sekarang menjadi bagian terbesar dari portofolionya.
Gerakan transformasi portofolio untuk transisi net zero memang membutuhkan pengeluaran modal yang besar. Walaupun, mereka dapat juga membawa risiko nyata, paling tidak karena peraturan yang belum diputuskan, yang sangat mempengaruhi pasar untuk teknologi iklim yang sedang berkembang seperti hidrogen hijau atau penangkapan karbon.
Perusahaan dapat mengurangi beberapa risiko pasar dengan membentuk konsorsium di mana pembeli, penjual, pemodal, dan peserta rantai nilai lainnya dapat bekerja sama dalam inovasi atau mencapai kesepakatan offtake yang menstabilkan permintaan terhadap ketidakpastian peraturan. Mission Possible Partnership adalah salah satu upaya untuk mengajak lembaga-lembaga di sektor-sektor yang sulit diredam untuk bekerja sama dalam memajukan solusi iklim.
MERZA GAMALÂ
- Pengkaji Sosial Ekonomi Islami
- Author of Change Management & Cultural Transformation
- Former AVP Corporate Culture at Biggest Bank Syariah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H