Semakin Banyak Harta Semakin Banyak Berbuat Kebajikan
Ketika kita tidak punya banyak harta, sering kita bermohon kepada Ilahi untuk dicukupkan kekayaan harta benda kita. Seiring dengan doa tersebut, kita berniat untuk dapat berbagi dan berbuat kebajikan dengan harta yang akan kita punya di masa depan.
Namun sebenarnya, jika kita mau membuka mata selebar-lebarnya, membuka pintu hati seluas-luasnya, dan membuka cakrawala berpikir sesering-seringnya, niscaya kita akan mendapati betapa banyak dan melimpahnya nikmat yang telah Allah, Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang berikan kepada diri kita dan alam di sekitar kta.
Maka, apabila kita telah sampai pada pemahaman ini, niscaya kita tidak akan ragu untuk mendermakan apa yang kita miliki di jalan Allah, sebagaimana Allah tidak segan untuk menganugerahkan nikmat yang melimpah kepada kita.
Ketika doa kita terkabul, dan harta kita semakin bertambah dari hari ke hari, terkadang muncul rasa bakhil (pelit) dengan harta yang telah kita peroleh. Kita lupa utuk melakukan kebajikan yang kita niatkan saat kita belum mempunyai banyak harta.
Allah yang kita minta untuk memperbanyak harta kita pun berulang kali mengingatkan dalam firmanNya, antara lain, "Kamu tidak akan memperoleh kebajikan sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan, apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu sungguh, Allah Maha Mengetahui." (QS 'Ali 'Imrn, 3:92)
Untuk yang Muslim, Rasulullah SAW pun telah menyampaikan, "Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Tangan di atas adalah tangan orang yang memberi, adapun tangan yang di bawah adalah tangan orang yang meminta." (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Harta kekayaan yang telah kita miliki, layaknya pisau atau pedang, harta bisa membawa banyak manfaat sekaligus banyak mudharat. Pedang di tangan seorang pahlawan, bisa menjadi jalan tegaknya kebenaran yang melindungi banyak nyawa orang, tetapi pedang di tangan penjahat bisa menjadi jalan kekacauan dan menghantar banyak korban jiwa.
Harta pun demikian, dia bisa membawa seseorang ke surga tapi bisa menjerumuskannya ke neraka. Di sinilah penting berilmu sebelum berharta. Beriman sebelum kaya raya. Yakin kepada Allah sebelum memegang dunia. Siapa memiliki harta tanpa keimanan yang kuat, mudharatnya akan lebih besar daripada manfaatnya.
Harta itu juga ibarat ular berbisa. Bagi pawangnya, dia dapat dengan mudah menjinakkan sang ular, mengeluarkan bisanya dan membuat penawar dari racunnya. Namun, bagi orang bodoh, alih-alih bisa mengendalikannya, ular itu justru akan membunuhnya.