Imam Al-Ghazali dalam Kitab Ihya 'Ulumuddin, membuat lima formula atau rumusan tentang bagaimana seseorang bisa selamat dari racun harta kekayaan, yakni sebagai berikut:
- Memikirkan tujuan dari harta, yaitu untuk apa harta itu dicari, kemudian dia bertumpu pada tujuan tersebuat, tidak untuk tujuan yang lain. Bagi seorang beriman, mencari harta dicari dan memilikinya semata-matauntuk menopang ketaatan kepada Rabbnya.
- Berhati-hati dalam menggunakan harta, yaitu berusaha menjaga harta agar tidak tercampur antara yang halal dengan harta haram. Oleh karena itu, harta yang dimiliki harus dipastikan didapatkan dari jalan dan cara yang halal.
- Tidak menyimpan harta lebih daripada keperluan, dan hanya menyimpannya sekadar untuk memenuhi kebutuhan diri dan keluarga, adapun selebihnya diinfakkan di jalan Allah.
- Tidak menggunakan harta untuk foya-foya, dan hanya dibelanjakan di jalan yang dibenarkan dan sesuai petunjuk syariah.
- Senantiasa menjaga keikhlasan hati dan kelurusan niat, saat mencarinya, membelanjakannya, atau menyimpan untuk memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya. Semua dilakukan untuk mencari keridhaan Allah semata.
Bagi yang mampu menunaikan kelima hal tersebut, maka harta itu menjadi sesuatu yang baik adanya dan berasa manis apabila diperoleh dengan cara yang hak. Dan, di dalamnya akan memperoleh keberkahan. Selain itu, harta yang dimilikinya (sebanyak apapun) tidak akan memudharatkannya, baik di dunia maupun di akhirat.
Ali bin Abi Thalib ra. mengatakan bahwa apabila seseorang memiliki seluruh harta yang ada di muka bumi semata-mata karena mengharap ridha Allah (bukan atas kehendak nafsu), maka dia adalah seorang yang zuhud.
Pengertian zuhud adalah upaya melupakan dunia untuk mencintai Allah SWT saja. Secara bahasa, zuhud artinya tidak ingin terhadap sesuatu atau meninggalkannya. Pengertian zuhud secara istilah adalah pola hidup dalam menjaga diri dari ketergantungan duniawi, sehingga hanya akan fokus pada akhirat.
Harta di tangan seorang yang zuhud tidak akan berubah menjadi monster perusak kehidupan dan tatanan sosial serta penghancur kebahagian keluarga dan pilar-pilar rumah tangga. Sebaliknya, harta di tangan seorang yang zuhud bisa berfungsi sebagai sarana berbuat kebajikan.
Semakin banyak harta, maka seorang yang zuhud akan semakin banyak dan sering berbuat kebajikan. Bahkan harta yang dia miliki akan menjadi sebuah energi yang memancarkan masa depan cerah, dan sebuah kekuatan yang mengandung berbagai macam keutamaan dan kemuliaan dunia dan akhirat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H