Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Menjaga Diri dari Penularan Wabah Monkeypox

24 Juli 2022   14:25 Diperbarui: 25 Juli 2022   02:39 970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: Tabung reaksi berlabel "Virus cacar monyet positif dan negatif" (Photo: Reuters/Dado Rovic)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengaktifkan tingkat siaga tertinggi untuk wabah cacar monyet yang berkembang dengan menyatakan virus monkeypox sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional. 

Dengan demikian, berarti WHO memandang wabah cacar monyet sebagai ancaman yang cukup signifikan bagi kesehatan global. Oleh karena itu, respons internasional yang terkoordinasi diperlukan untuk mencegah virus menyebar lebih jauh dan berpotensi meningkat menjadi pandemi.

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak akhir 2019, walaupun sudah mereda, tetapi belum berakhir tuntas hingga saat ini dan disambut dengan beragam penyakit yang bermunculan di berbagai belahan dunia, seperti hepatitis akut yang menyerang anak-anak dan belum jelas diketahui penyebabnya, serta wabah penyakit monkeypox (cacar monyet) pada Mei 2022. 

Kemunculan penyakit-penyakit tersebut tidak bisa dianggap remeh karena beberapa di antaranya membawa dampak yang cukup serius. Wabah cacar monyet saat ini sangat tidak biasa karena menyebar luas di negara-negara Amerika Utara dan Eropa di mana virus biasanya tidak ditemukan.

Secara historis, cacar monyet pertama kali ditemukan pada tahun 1958 ketika dua wabah penyakit mirip cacar terjadi di koloni monyet yang dipelihara untuk penelitian selama suatu periode dalam upaya intensif untuk menghilangkan cacar. Oleh karena itu, penyakit tersebut dinamakan 'monkeypox'.

Kasus manusia pertama dari monkeypox tercatat pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo. Sejak itu cacar monyet pada manusia di negara-negara Afrika Tengah dan Barat lainnya menyebar pada tingkat rendah di daerah terpencil, di mana hewan pengerat dan hewan lain membawa virus.

Sumber photo: www.dw.com
Sumber photo: www.dw.com

Namun yang terjadi saat ini, kasus monkeypox telah dilaporkan dari negara- negara yang tidak endemik, dan terus dilaporkan di beberapa negara endemik. Sebagian besar kasus yang dikonfirmasi dengan riwayat perjalanan melaporkan perjalanan ke negara-negara di Eropa dan Amerika Utara. 

Dari 20 besar negara yang mengalami kasus monkeypox, hanya dua negara yang berada di Afrika (Republik Kongo dan Nigeria), satu berada di Timur Tengah (Israel), dan selebihnya berada di Benua Amerika dan Eropa. 5 besar negara yang mengalami kasus monkeypox dan ditemukan lebih dari 1.000 kasus adalah Spanyol, Amerika Serikat, Jerman, United Kingdom, dan Francis.

Sebagian besar kasus monkeypox yang dilaporkan sejauh ini telah diidentifikasi melalui kesehatan seksual atau layanan kesehatan lainnya di fasilitas perawatan kesehatan primer atau sekunder dan terutama yang melibatkan laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun