Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Doa untuk Orang yang Kita Kasihi adalah Hadiah Terbaik

22 Juli 2022   20:56 Diperbarui: 22 Juli 2022   21:00 2312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendoakan kebaikan tanpa sepengetahuan orang yang didoakan adalah sebaik-baiknya hadiah dari kita untuk saudara yang kita kasihi. Doa yang tulus adalah tanda cinta dan perhatian yang sesungguhnya, serta wujud dari kebersihan hati.

Doa kita kepada saudara ketika dia tidak mengetahuinya, termasuk doa yang mustajab (diijabah). Di sisi orang yang akan mendoakan saudaranya ini ada malaikat yang bertugas mengaminkan doanya. Ketika kita mendoakan saudara kita itu dengan kebaikan, malaikat akan berkata, 'Aamiin. Kemudian, kita pun akan mendapatkan semisal dengan saudara yang didoakan tersebut'." (sebagaimana yang disampaikan dalam Hadist Riwayat Muslim, No. 2733)

Selain kepada saudara kita yang masih hidup, doa kepada orang lain yang tidak diketahui oleh yang kita doakan adalah doa-doa kita kepada orang yang telah meninggal, termasuk kepada orangtua dan mendiang guru-guru kita.

Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya, hadiah-hadiah dari yang masih hidup kepada yang sudah meninggal adalah doa dan permohonan ampunan (untuknya) kepada Allah Ta'ala." (HR Ad-Dailami dan Al-Baihaqi)

Seandainya kita istiqamah mendoakan mereka, sesungguhnya kita telah memberikan apa yang paling mereka butuhkan, paling berharga lagi paling diharapkan. Bahkan, bagi orang yang telah wafat, doa dari saudaranya yang masih hidup lebih dia cintai daripada dunia dan seisinya.

Jadi dengan demikian, apa yang akan mereka dapatkan dari doa-doa yang kita hadiahkan?

Ada satu kisah yang dituturkan oleh seorang saleh bernama Basysyar bin Ghalib Al-Najrani (dalam buku Metode Menjemput Maut, karya Imam Abu Hamid Al-Ghazali). Dia menuturkan salah satu pengalamannya: "Suatu ketika, aku melihat Rabi'ah Al-'Adawiyah (salah seorang wali Allah dari kalangan wanita) dalam mimpiku. Aku memang banyak mendoakan kebaikan untuknya setelah dia meninggal. 'Wahai Basysyar bin Ghalib,' katanya kepadaku, 'Hadiah-hadiahmu datang kepadaku dengan dibungkus kain sutra dan diletakkan di atas nampan yang terbuat dari cahaya'.

Aku pun bertanya kepadanya, 'Bagaimana itu bisa terjadi?' Dia menjawab, 'Begitulah doa orang-orang beriman yang masih hidup apabila mereka memanjatkan doa untuk saudara-saudaranya yang sudah meninggal. Doa itu akan ditaruh di atas nampan dari cahaya dan ditutup dengan kain sutra, lalu dibawa kepada orang-orang yang telah mati itu dengan ucapan, 'Inilah hadiah dari si Fulan untukmu'."

Aktivitas kita mendoakan saudara tanpa sepengetahuanya merupakan wujud kasih sayang kita dalam persaudaraan. Sebagai makhluk Tuhan, kita pasti akan merasa bahagia ketika mendengar dan melihat saudara kita mendapatkan kebahagiaan, sekalipun kita tidak mendapatkan apa-apa dari saudara yang kita doakan.

Demikian pula ketika kita mendapatkan anugerah, kita bisa ikut membantu meringankan beban saudara kita. Karena sesungguhnya anugerah yang kita dapat itu bisa jadi merupakan bagian dari doa-doa yang dipanjatkan saudara kita untuk kita.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun