Anu Madgavkar melihat tiga cara perusahaan dapat melakukan perubahan tersebut, yakni:
- Merangkul mobilitas internal. Beberapa perusahaan membangun pasar talent digital yang setara, tempat di mana perusahaan dapat melihat bagaimana keterampilan yang dimiliki insan perusahaan cocok dengan jalur karier yang berbeda. Beberapa bahkan melapisi ini dengan dukungan penasihat karir untuk membantu pekerja konseling yang ingin menemukan jalan yang baik untuk diikuti.
- Terbuka untuk berbagai jenis jalur mobilitas. Perusahaan sering berpikir tentang mobilitas sebagai sangat linier dan vertikal. Perusahaan yang fokus pada gerakan lateral menciptakan lebih banyak peluang bagi pekerja yang mencoba membangun sumber daya manusia mereka. Insan perusahaan menginginkan fleksibilitas untuk memutuskan, "Ini adalah kesempatan bagi saya untuk belajar sesuatu, bahkan jika itu bukan promosi yang melibatkan gaji lebih tinggi."
- Perusahaan dapat merangkul insan perusahaan yang meninggalkan pekerjaan mereka sama seperti mereka merangkul insan perusahaan yang bergabung dengan tim. Insan yang meninggalkan perusahaan melihat masa depan. Mereka berinvestasi untuk menjadi profesional hebat. Mereka bisa menjadi mitra bisnis yang baik, atau bahkan berpotensi menjadi sumber bakat di masa depan. Semakin perusahaan memperhatikan para insan seperti itu, semakin perusahaan memposisikan diri sebagai majikan yang membantu membuat insan perusahaan sukses. Perusahaan seperti itu menjadi magnet para talent yang hebat.
Perubahan ketiga adalah menggandakan pembelajaran dan pelatihan cerdas untuk insan perusahaan. Banyak perusahaan mengeluh bahwa mereka tidak melihat peningkatan produktivitas yang sepadan dengan jumlah yang mereka keluarkan untuk pelatihan. Perusahaan perlu lebih fokus pada pembelajaran yang berbasis pengalaman, berlabuh pada pekerjaan insan perusahaan. Pelatihan terstruktur sangat penting ketika pekerja perlu mengambil keterampilan teknis tertentu. Insan perusahaan yang sukses lebih mungkin muncul dari bimbingan dan magang. Magang adalah tempat insan perusahaan benar-benar mempelajari soft skill yang memungkinkan mereka menggunakan hard skill mereka di lingkungan kerja yang tidak jelas dan tidak dapat diprediksi. Dan hal tersebut, bagaimanapun, adalah apa yang kita semua benar-benar hargai pada pekerja manusia, sebagai lawan dari sebuah rangkaian mesin.
Sumber bacaan:
- McKinsey Quarterly publishing@email.mckinsey.com, 23 Juni 2022
- https://www.linkedin.com/feed/update/urn:li:share:6947346574746214400?utm_source=linkedin_share&utm_medium=member_desktop_share&utm_content=post
MERZA GAMALÂ
- Pengkaji Sosial Ekonomi Islami
- Author of Change Management & Cultural Transformation
- Former AVP Corporate Culture at Biggest Bank Syariah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H