Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Membangun Green Business berupa Jaringan Pertanian Vertikal di Perkotaan

13 Juni 2022   18:31 Diperbarui: 13 Juni 2022   18:36 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: Pertanian vertikal yang digagas oleh Infarm di kota-kota besar dunia (source: https://www.freshplaza.com/article/9296779/)

Dunia sedang memasuki fase inovasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Peluang pertumbuhan hijau (green-growth) menjadi andalan, dan model baru untuk efisiensi sumber daya muncul dengan cepat. Saatnya, para perusahaan mulai memberdayakan bisnis yang berfokus pada penciptaan masa depan yang berkelanjutan.

Sebagian besar perusahaan tidak dibangun untuk perubahan. Mereka menghabiskan banyak waktu untuk membicarakannya, tetapi tidak selalu tahu bagaimana membuat langkah pertama. Dan sementara itu, mereka tertinggal.

Banyak perusahaan sukses di dunia mengambil jalan yang berbeda. Mereka membangun dan menskalakan bisnis baru dengan kecepatan luar biasa, melontarkan diri ke berbagai sektor dan pasar dan melintasi kumpulan nilai tradisional, sambil memanfaatkan apa yang sudah mereka lakukan dengan sebaik-baiknya.

Salah satunya, yang kita bahas dalam tulisan ini, yakni Infarm sebuah bisnis internasional dengan lebih dari 900 insan perusahaan yang beroperasi di sepuluh negara. Infarm didirikan olah Erez Galonska bersama saudaranya Guy Galonska dan Osnat Michaeli pada tahun 2013 di Berlin. Tujuan didirikannya Infarm adalah untuk membawa produk lokal yang segar, berkelanjutan, ke daerah perkotaan melalui pendekatan "pertanian vertikal", tanpa menggunakan pestisida dan sebagian kecil dari tanah dan air diperlukan dalam pertanian konvensional.

Selanjutnya, Infarm mendirikan pertanian modular di seluruh lingkungan perkotaan di setiap ruang yang tersedia untuk memenuhi permintaan pasar. Dengan cara tersebut, memungkinkan kota menjadi mandiri dalam produksi pangan mereka sambil secara signifikan meningkatkan keamanan, kualitas, dan jejak lingkungan dari makanan.

Infarm beroperasi di sepuluh negara secara global dan memiliki sekitar 500.000 kaki persegi fasilitas pertanian dan berencana untuk mencapai lima juta kaki persegi pada tahun 2025. Infarm telah mengumpulkan $400 juta total pendanaan hingga saat ini. Dengan pendanaan sebesar itu, memungkinkan Infarm untuk berinvestasi lebih lanjut di negara maju untuk rekayasa, perangkat lunak, dan teknologi pertanian yang terus mendorong inovasi dalam produksi makanan segar dan memenuhi kebutuhan pengecer dari berbagai ukuran di lokasi mana pun.

Pemicu awal berdirinya Infarm adalah saat Erez Galonska terpesona oleh swasembada, yang  pada akhirnya berarti kebebasan menurut dia. Pada akhir tahun 2004, Erez mulai mengeksplorasi apa artinya menjadi mandiri, dan dia melihat semuanya itu dimulai dari bagaimana menjadi energi dan air mandiri hingga menanam makanan untuk diri sendiri.

Image: Para pendiri Infarm, ki-ka: Guy Galonska, Osnat Michaeli, and Erez Galonska (source: https://medium.com/cherryventures/)
Image: Para pendiri Infarm, ki-ka: Guy Galonska, Osnat Michaeli, and Erez Galonska (source: https://medium.com/cherryventures/)

Pada tahun 2005, Erez mulai bepergian di antara komunitas yang berbeda dan melakukan pekerjaan dengan imbalan penginapan. Erez melakukan banyak jenis pekerjaan manual di pertanian, mulai dari memetik mangga hingga menanam sayuran. Pada puncak perjalanan tersebut, Erez tinggal di sebuah gunung di Kepulauan Canary dan hidup mandiri sepenuhnya.

Selama waktu itu, Ere menjadi terobsesi dengan menanam makanan sendiri dan melihat bahwa itu memungkinkannya untuk mencoba varietas yang lebih menarik, yang tidak berhasil melewati rantai pasokan industri saat ini. Ketika Erez pindah kembali ke Berlin, dia bertanya pada diri sendiri, "Mengapa saya tidak bisa membawa pertanian saya? Apakah mungkin menanam makanan saya sendiri tanpa tanah?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun