Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Tiba Saatnya Kita Berpisah di Kompasiana

5 Juni 2022   07:40 Diperbarui: 6 Juni 2022   09:28 1162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tiba saatnya kita berpisah secara paksa/dokpri

Dengan hormat,

Redaksi Kompasiana Yang Terhormat,

Tiba saatnya kita berpisah secara paksa.

Ya mungkin tempat saya bukan di Kompasiana . Saya ingin bisa jadi pengarang puisi, cerpen, novel dari kecil, tapi tak berkesampaian karena saya terlalu bodoh untuk mengarang merangkai kata. Tulisan saya sebagian besar adalah hasil pembelajaran, sehingga wajar saja mengutip pendapat atau pelajaran dari berbagai sumber dan itu bisa saja dianggap menjiplak. Tapi tidak adilnya begitu lebih 20% dicap sebagai plagiat.

Saya sudah 5 kali dituduh mesin otomatis sebagai plagiat karena menurut mesin isi tulisan saya mencapai 25% mirip tulisan orang lain.

Peristiwa pertama, saya memposting tulisan saya tentang Masjid di Banjarmasin. Dulu tulisan itu pernah dimuat di Detik.com tahun 2014, tetapi saya lihat sudah dihapus karena pembaruan platform Detik.com. Pas saya ke Banjarmasin lagi, saya muat tulisan tersebut dengan versi baru dan dilengapi photo-photo baru. 

Ternyata di takedown di Kompasiana dengan alasan plagiarism. Setelah saya selidiki lebih lanjut, ternyata tulisan saya iti memang telah dihapus, tapi diganti dengan postingan baru dengan nama penulis Redaksi/reporter detik.com. Jadi saya plagiat terhadap tulisan sendiri.

Peristiwa kedua dan keempat adalah karena adanya rubrik THR (Tebar Hikmah Ramadan) selama Ramadhan dan awal Syawal, maka saya ikutan menulis hikmah Ramadhan dan Idul Fitri. Tentu saja yang namanya hikmah saya menulis berdasarkan dalil, dan saya mengutip Al Quran dan hadis. 

Nah yang 2 artikel tersebut, saya mengutip hadis yang panjang, sehingga menurut mesin mencapai 25% dan saya pun kembali dicap plagiator dan kedua artikel itu pun di takedown.

Peristiwa ketiga, pas peringatan Waisak, saya memuat artikel tentang sisa-sisa kejayaan Budha di Riau dengan Candi Muara Takus. Saya pun mengutip detil sejarah dari 4 situs yang ada di komplek candi tersebut dari Website Perpustakaan Nasional dengan photo baru dari saya. Ternyata kutipan itu mencapai 25% dari tulisan dan saya pun kembali dituduh sebagai plagiator.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun