Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berpengalaman di dunia perbankan sejak tahun 1990. Mendalami change management dan cultural transformation. Menjadi konsultan di beberapa perusahaan. Siap membantu dan mendampingi penyusunan Rancang Bangun Master Program Transformasi Corporate Culture dan mendampingi pelaksanaan internalisasi shared values dan implementasi culture.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Teknologi Digital Sebagai Inti Transformasi Industri Ritel

26 Mei 2022   16:24 Diperbarui: 26 Mei 2022   16:29 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: A world that became digital overnight (Photo by Merza Gamal)

Investasi yang tepat dapat mempercepat waktu ke pasar penawaran digital dengan menggandakan keterampilan internal yang dibutuhkan untuk mengembangkan solusi kompetitif; dan mengoptimalkan biaya operasional untuk menghemat hingga 20 persen, yang dapat diinvestasikan kembali dalam proyek inovasi digital. Secara kolektif, perbaikan ini secara langsung meningkatkan daya tanggap terhadap kebutuhan pelanggan, meningkatkan kinerja dan pendapatan bisnis, serta meningkatkan TSR (Total Shareholder Return).

Untuk sepenuhnya mengeksploitasi teknologi, pelaku bisnis ritel harus melakukan transformasi radikal dari fungsi TI mereka.

Sementara itu di Indonesia, bisnis ritel kecil seperti Indomaret dan Alfamart sudah mulai mengeksploitasi teknologi dengan mengembangkan pesan antar produk sendiri. Bisnis ritel besar juga terus berinovasi untuk masuk ke bisnis yang sama, seperti Hypermart, Transmart, atau lainnya. Hal ini dikarenakan ritel-ritel besar ini mempunyai jaringan yang sangat luas.

Trans Retail Indonesia telah bekerjasama dengan Bukalapak  dan Growtheum Capital Partners, baru-baru ini meluncurkan AlloFresh, sebuah platform belanja kebutuhan sehari-hari secara daring.

AlloFresh memulai bisnisnya dengan pendanaan awal sebesar Rp 1 triliun, menawarkan lebih dari 150.000 SKU dari sekitar 10.000 pemasok. Model yang dilakukan oleh AlloFresh, merupakan strategi kolaborasi yang sudah menjadi strategi andalan dalam bersaing di industri ekonomi digital pada bisnis global.

Kolaborasi yang baik akan menimbulkan efisiensi operasional, peningkatan pangsa pasar, hingga peningkatan nilai valuasi dari platform digital. Maka perusahaan ritel yang masih mau bersaing tentu akan melakukan kolaborasi untuk bisa bertahan.

MERZA GAMAL 

  • Pengkaji Sosial Ekonomi Islami
  • Author of Change Management & Cultural Transformation
  • Former AVP Corporate Culture at Biggest Bank Syariah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun