Saya pertama kali bergabung menjadi Kompasianer pada tanggal 21 April 2011, dan ikut menulis di Kompasiana hingga September 2014. Kemudian karena semangat menulis saya lagi menurun, saya cukup lama alpa menulis untuk Kompasiana.
Ketika saya ingin menulis dan memposting untuk Kompasiana, saya lupa password, sehingga tidak bisa posting di Kompasiana. Kemudian saya membuat profil baru dan bergabung lagi tanggal 29 Oktober 2020. Dan sejak itu saya aktif kembali menulis dan posting untuk Kompasiana.
Tema yang sering saya tulis terkait dengan change management & transformation meliputi corporate culture, core values, organization performance, employee behavior, dan hal terkait lainnya. Selain itu saya juga menulis tentang destinasi wisata, masakan, dan juga terkait dengan pelajaran-pelajaran kehidupan. Dan, khusus sejak Ramadhan tahun ini, saya ikutan pula menulis berbagai hal terkait hikmah kehidupan dari sudut pandang Islam dengan adanya segmen Tebar Hikmah Ramadan (THR) di Kompasiana.
Jika untuk menulis yang terkait dengan Change Management & Transformation, saya menggunakan referensi dari buku-buku yang saya tulis, yaitu "Corporate Culture; Master Key of Competitive Advantage " dan "Merancang Change Management & Culturel Transformation" serta jurnal-jurnal langganan saya dari Harvard Business School, McKinsey & Company, dan Gallup. Jurnal-jurnal tersebut telah saya langgani sejak saya masih jadi pekerja Bank. Setelah saya tidak bekerja lagi sebagai pegawai, saya tetap langganan secara pribadi.
Sementara itu, untuk tulisan berkaitan hikmah kehidupan dari sudut pandng Islam, saya biasanya membuat tulisan dari sharing-sharing sahabat-sahabat saya di WAG dan dipadu dengan pengalaman kehidupan saya sendiri. Agar tulisan itu lebih dapat dipertanggungjawabkan, saya menyertakan dalil-dalilnya.
Oleh karena saya tidak pernah bersekolah di Sekolah Islam ataupun di Pesantren (saya SD dan Kuiah di Perguruan Katolik), maka tentu saja referensi saya banyaknya dari media-media dakwah online. Nah, inilah yang menjadi pangkal nahasnya saya mendapatkan "surat cinta otomatis" dari mesin pintar Kompasiana.
Tadi malam, saya memosting tulisan dengan judul "Memaknai Kembali Keutamaan dan Tradisi Silahturahim di Bulan Syawal" di THR Kompasiana. Sekitar setengah jam setelah posting, saya mendapatkan surat cinta sebagai berikut:
Dan tulisan saya tersebut pun di take down dari Kompasiana, tapi link tulisan tersebut masih bersemayam di Kolom Tradisi THR Kompasiana hingga sore ini, seperti ini: