Tak terasa Ramadhan pun telah berlalu 12 hari. Saatnya kita mengevaluasi apakah ada tanda-tanda amal ibadah Ramadhan kita di terima Allah.
Allah Ta'ala apabila menerima amal ibadah seorang hamba, niscaya Dia akan memberikan taufik kepadanya untuk melakukan amal saleh yang lain setelah itu. Maka, siapa melakukan amal kebaikan, lalu dia berusaha mengiringi dengan amal kebaikan lagi setelahnya, ini menandakan diterimanya amal kebaikan yang pertama.
Hal ini sebagaimana orang yang melakukan amal kebaikan, kemudian dia mengiringinya dengan keburukan. Itu adalah tanda ditolak atau tidak diterimanya amal tersebut.
Seseorang bertanya kepada Bisyr bin Harits Al-Hafi rahimahullah, "Ada beberapa orang yang beribadah dan bersungguh-sungguh di bulan Ramadhan. Akan tetapi, dia tidak lagi bersungguh-sungguh setelah berlalunya bulan Ramadhan."
Dia pun berkata, "Di antara seburuk-buruk orang adalah dia yang tidak mengenal Allah Ta'ala dengan sebenarnya, kecuali pada bulan Ramadhan. Adapun orang saleh adalah dia yang beribadah dan bersungguh-sungguh di sepanjang tahun."
Maka, di sinilah pentingnya kita mengistiqamahkan diri untuk meneruskan program-program ketaatan selama bulan Ramadhan pada bulan-bulan setelahnya, entah shalatnya, tilawahnya, zikir, doa, sedekahnya, dan tentu saja shaumnya. Terkhusus lagi shaum sunnah enam hari pada bulan Syawwal.
Dalam berbagai ceramah ustadz dan tauzyah ulama selama Ramadhan telah kita dengar bahwa Ramadhan adalah saatnya training akbar dan Syawal merupakan bulan peningkatan untuk mencapai ketaqwaan di sepanjang waktu hingga datang kembali Ramadhan berikutnya. Sudahkah kita mengevaluasi ibadah-ibadah kita setelah Ramadhan?
Terus Semangat!!!
Tetap Semangat...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H