Kelelahan di tempat kerja berkurang hingga mendekati nol di antara insan perusahaan yang terlibat dan berkesejahteraan tinggi yang juga bekerja dalam budaya yang menghargai kekuatan individu.
Secara nasional, sekitar dua pertiga pekerja (66%) tidak engaged dan memiliki kesejahteraan yang kurang optimal. Dari jumlah tersebut, 52% dianggap berkembang dalam evaluasi hidup mereka secara keseluruhan.
22% pekerja lainnya, pada gilirannya, engaged di tempat kerja tetapi memiliki kesejahteraan yang kurang optimal. Dari jumlah tersebut, 65% berkembang, peningkatan yang signifikan.
Akan tetapi, ketika engagement dan kesejahteraan tinggi keduanya hadir, dampak pada evaluasi kehidupan dapat diraba. Untuk pekerja ini - sekitar 12% dari populasi pekerja Amerika - 92% dianggap berkembang.
Penelitian Gallup tersebut memang dilakukan di Amerika, tetapi tidak menutup kemungkinan tingkat engagement insan perusahaan di tempat lain juga mengalami hal serupa karena menurunnya kesejahteraan akibat pandemi Covid-19 yang berkepanjangan.
MERZA GAMALÂ
- Pengkaji Sosial Ekonomi Islami
- Author of Change Management & Cultural Transformation
- Former AVP Corporate Culture at Biggest Bank Syariah