Dalam sebuah pertemuan silahturahim saat Idul Fitri, seperti biasa, terjadilah percakapan saling berbagi cerita di antara handai taulan.
Di salah satu pojok rumah tempat silahturahim tersebut, ada 4 pria berbicara mengenai amal ibadah mereka dan kesuksesan yang didapatnya.
Pria 1 : Alhamdulillah, sejak sering shalat dhuha rejeki menjadi lancar. Bisnis sukses, anak saya lulus SMA tahun ini, sedang siap-siap melanjutkan sekolah ke luar negeri habis lebaran ini.
Pria 2 : Bukan main, hebat sekali, sejak naik haji ibadah semakin rajin, alhamdulillah anak juga sukses, rumahnya harganya milyaran, belum lagi kendaraannya. Sebagai orang tua sangat bangga, berkat doa dan didikan saya.
Pria 3 : MasyaAllah, sungguh nikmat tak terkira sejak rajin puasa dan bersedekah, rezeki bagaikan sungai mengalir tidak ada putus-putusnya. Anak baru selesai kuliah di luar negeri sekarang jadi staff khusus Menteri.
Ketiga pria tersebut kemudian melirik pria 4 sejak tadi hanya terdiam. salah satu bertanya pada pria 4. "Bagaimana dirimu? Mengapa diam saja?".
Pria 4 : Saya tidak sehebat kalian, jangankan kesuksesan bahkan saya tidak tahu ibadah saya lakukan diterima oleh Allah SWT atau tidak. Saya mengetahui ibadah saya diterima dan sukses setelah saya meninggal nanti. Jadi saya merasa belum bisa menceritakan ibadah yang saya lakukan dan balasan yang Allah berikan kepada saya.
Sahabat Kompasianer, silahkan ambil kesimpulan sendiri...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H