Dahulu kala, Situs Trowulan adalah kawasan perkotaan yang cukup maju dari Kerajaan Majapahit yang mulai ditempati pada masa kepemimpinan Tribhuwanatunggadewi Jayawishnuwardhani dan Hayam Wuruk.Â
Situs ini menjadi satu-satunya situs kepurbakalaan di Indonesia yang berbentuk kota dari masa kerajaan kuno klasik nusantara abad V-XV M.
Sebagian besar bangunan bersejarah yang ditemukan di Situs Trowulan meliputi istana kerajaan, candi, makam, gapura, kolam, dan rumah-rumah penduduk.
Dari semua situs arkeologi yang ditemukan di Situs Trowulan, Candi Tikus adalah yang paling terkenal. Berbeda dengan candi umumnya, Candi Tikus berupa kolam pemandian ritual (pertirtaan) yang ditemukan pada 1914.Â
Dinamakan demikian, karena saat ditemukan Candi Tikus menjadi tempat bersarang tikus. Dipugar dengan kondisi yang sekarang pada 1985 dan 1989, arsitekturnya terbuat dari batu bata merah berbentuk cekungan bujur sangkar.
Dari Candi Tikus kita ke Gapura Bajang Ratu atau juga dikenal dengan nama Candi Bajang Ratu, yaitu sebuah gapura/ candi peninggalan Majapahit. Bangunan ini diperkirakan dibangun pada abad ke-14 dan adalah salah satu gapura besar pada zaman keemasan Majapahit.Â
Menurut catatan Badan Pelestarian Peninggalan Purbakala Mojokerto, candi/ gapura ini berfungsi sebagai pintu masuk bagi bangunan suci untuk memperingati wafatnya Raja Jayanegara yang dalam Negarakertagama disebut "kembali ke dunia Wisnu" tahun 1250 Saka (sekitar tahun 1328 M).Â
Menurut cerita lainnya, sebelum wafatnya Jayanegara candi ini dipergunakan sebagai pintu belakang kerajaan.