Sekarang kita menjelajah Pontianak. Pontianak adalah kota yang dihuni oleh berbagai etnis yang hidup rukun damai.
Masjid Al Jihad Pontianak yang memiliki arsitektur khas dari berbagai etnis yakni Melayu, Dayak, Tionghoa dan Jawa seakan mewakili berbagai etnis di Pontianak serta memberikan kesan unik dan rasa penasaran untuk dikunjungi. Masjid Al Jihad menjadi landmark pemersatu berbagai etnis di Kalimantan Barat memang sering dikunjungi wisatawan.
Masjid Al Jihad berlokasi di persimpangan Jl Gusti Johan Idrus dan Jl Sultan Abdurrahman. Masjid dibangun tahun 1964 di atas lahan seluas 700 m2 dan telah mengalami beberapa kali renovasi.
Awalnya, masjid hanya punya 1 lantai. Kemudian ditata ulang menjadi 2 lantai sehingga bisa menampung lebih banyak jamaah. Bangunan masjid didominasi kayu belian dengan cat warna coklat tua dan kuning sebagai ciri khas Dayak dan Melayu.
Kayu belian adalah kayu yang punya nilai jual tinggi di Kalimantan. Di semua sisi masjid mulai dari luar hingga ruangan terdalam, dari lantai bawah hingga lantai atas dan tangga penghubung, semuanya menggunakan kayu belian.
Di bagian depan tepatnya di halaman, terdapat sebuah gentong berukuran besar sumbangan warga keturunan Tionghoa yang tinggal di sekitar Masjid Al Jihad. Gentong ini dulunya digunakan sebagai sarana berwudu jamaah masjid. Sebuah menara menjulang dengan ketinggian sekitar 20 meter juga tampak melengkapi bangunan masjid.
Masjid Al Jihad punya tiga pintu masuk, yaitu di bagian kiri, kanan dan tengah. Kaligrafi Arab memutar menghiasi dinding di ruang utama masjid menambah kesan kedalaman spiritual saat beribadah di dalam. Ada juga jam dinding yang unik serta tempat berkhotbah dengan nuansa kerajaan Melayu.
Dominasi unsur Melayu tampak pada rangka bangunan utama dengan 2 tangga di samping kanan dan kiri serambi. Setiap lekuk ukiran yang melekat di kayu-kayu belian itu pun kental dengan nuansa Melayu dan Dayak.
Sementara unsur Jawanya terlihat pada ukiran di tiang tangga. Tidak ketinggalan pula ciri khas budaya Tionghoa di setiap sudut atap masjid yang berbentuk kepala naga.
Kentalnya berbagai unsur budaya tersebut, merupakan salah satu upaya untuk mendekatkan masjid dengan masyarakat. Sehingga masjid bukan lagi suatu bentuk yang terasa aneh di tengah lingkungan tertentu, seperti Dayak dan Tionghoa.
Jika Anda berkunjung ke Pontianak, selain ke Tugu Khatulistiwa dan Keraton Kesultanan Pontianak, jangan lupa mampir ke Masjid Al Jihad yang menjadi landmark pemersatu aneka etnis yang hidup rukun dan damai di Kalimantan Barat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H