Dominasi unsur Melayu tampak pada rangka bangunan utama dengan 2 tangga di samping kanan dan kiri serambi. Setiap lekuk ukiran yang melekat di kayu-kayu belian itu pun kental dengan nuansa Melayu dan Dayak.
Sementara unsur Jawanya terlihat pada ukiran di tiang tangga. Tidak ketinggalan pula ciri khas budaya Tionghoa di setiap sudut atap masjid yang berbentuk kepala naga.
Kentalnya berbagai unsur budaya tersebut, merupakan salah satu upaya untuk mendekatkan masjid dengan masyarakat. Sehingga masjid bukan lagi suatu bentuk yang terasa aneh di tengah lingkungan tertentu, seperti Dayak dan Tionghoa.
Jika Anda berkunjung ke Pontianak, selain ke Tugu Khatulistiwa dan Keraton Kesultanan Pontianak, jangan lupa mampir ke Masjid Al Jihad yang menjadi landmark pemersatu aneka etnis yang hidup rukun dan damai di Kalimantan Barat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H