Perusahaan semakin mengakui keberlanjutan sebagai prioritas strategis. Dengan pemangku kepentingan di setiap tingkatan menuntut agar organisasi mengambil sikap nyata agar dapat bersaing. Keberlanjutan harus menjadi lebih dari sekadar hubungan masyarakat, hubungan investor, atau upaya tanggung jawab sosial perusahaan.
Organisasi keberlanjutan modern harus dibentuk untuk membentuk kembali pendekatan fundamental perusahaan terhadap bisnis, menetapkan tujuan spesifik, dan mencapai hasil nyata. Namun, secara historis, hanya sedikit perusahaan yang memiliki struktur organisasi yang dirancang untuk memperlakukan keberlanjutan sebagai masalah bisnis yang material, dan inilah saatnya untuk berkembang.
Berdasarkan kajian McKinsey Global, ada empat prinsip untuk menciptakan tim keberlanjutan yang dapat meminta pertanggungjawaban perusahaan, memenuhi harapan pemangku kepentingan yang semakin meningkat, mengelola risiko, dan menangkap peluang bisnis.
Pertama, Desain sesuai dengan isu keberlanjutan tertentu, bukan keberlanjutan secara keseluruhan
Keberlanjutan sering digunakan sebagai istilah umum yang mencakup banyak topik. Perusahaan menangani keberlanjutan dengan lebih efektif ketika mereka memprioritaskan masalah tertentu, seperti emisi karbon atau pengelolaan limbah, dan merancang upaya keberlanjutan mereka dengan tepat.Â
Hal ini memungkinkan keputusan yang lebih baik tentang sumber daya dan pengorganisasian. Penilaian materialitas adalah pendekatan umum untuk mengidentifikasi prioritas, baik berdasarkan potensi dampak bisnis atau posisi unik perusahaan untuk membuat perbedaan.
Dalam hal mendukung pekerjaan keberlanjutan pada isu-isu tertentu, desain organisasi modular sering kali bekerja paling baik, daripada satu tim keberlanjutan pusat yang holistik. Desain modular biasanya memiliki beberapa pusat keunggulan di sekitar berbagai masalah atau peluang keberlanjutan, dengan sumber daya signifikan yang tertanam dalam operasi bisnis tetapi terhubung kembali ke pusat dan ke bisnis lain yang mengerjakan masalah serupa. Hal tersebut memberi perusahaan kegesitan untuk mengatasi kebutuhan yang muncul dengan cara yang agile.
Saat menetapkan pusat keunggulan khusus untuk suatu masalah, organisasi dapat memilih untuk memposisikan tim tersebut terutama di pusat atau sebagian besar tertanam dalam unit bisnis dengan keahlian atau tanggung jawab utama yang relevan.Â
Misalnya, suatu perusahaan mengidentifikasi pengelolaan karbon sebagai masalah keberlanjutan prioritas, dan perusahaan itu membangun tim yang berdedikasi dan ramping untuk mengoordinasikan semua upaya emisi karbon dan melaporkan serta mendistribusikan inisiatif di antara berbagai bagian perusahaan.