Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berpengalaman di dunia perbankan sejak tahun 1990. Mendalami change management dan cultural transformation. Menjadi konsultan di beberapa perusahaan. Siap membantu dan mendampingi penyusunan Rancang Bangun Master Program Transformasi Corporate Culture dan mendampingi pelaksanaan internalisasi shared values dan implementasi culture.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Pendekatan Holistik untuk Kesehatan Mental Insan Perusahaan akibat Pandemi Covid-19

31 Januari 2022   07:01 Diperbarui: 31 Januari 2022   09:38 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pandemi covid-19 uturt berpengaruh pada kesehatan mental pekerja.| Sumber: Pexels/energepic,com via Kompas.com

Selama masa pandemi Covid-19, ketika hubungan sosial menjadi tegang, dengan asumsi bahwa setiap orang berjuang dalam beberapa cara, praktik yang disebut "perhatian yang baik" dapat memperkuat koneksi. 

Memiliki perspektif tersebut dapat menghasilkan rasa empati. Sebaliknya, "orang-orang yang berbelas kasih dan peduli cenderung mempelajari keterampilan dengan lebih baik dan menjadi lebih kompeten untuk memerangi kelelahan dan meningkatkan ketahanan psikologis."

Dari aspek terapeutik, banyak pemberi kerja mulai menawarkan atau sudah menawarkan perawatan untuk diagnosis kesehatan mental, termasuk konselor, pelatih, terapis, dan psikiater. Program-program ini, ketika ditawarkan secara gratis, membantu menghilangkan stigma dan memungkinkan insan perusahaan untuk maju.

Sementara itu, dari perspektif rehabilitatif, hanya sebagian kecil insan perusahaan yang benar-benar mengalami situasi yang sangat sulit di mana mereka membutuhkan rehabilitasi yang berkepanjangan. 

Jika hal tersebut terjadi, banyak pemberi kerja memiliki program dukungan atau rujukan. Akan tetapi penekanan terbesar adalah pada pencegahan.

Image ilustration by Merza Gamal
Image ilustration by Merza Gamal

Beberapa pengusaha bergulat dengan transisi kembali ke kantor. Agar transisi tersebut tidak terlalu membuat stres dan lebih berhasil bagi insan perusahaan, maka perusahaan harus terus melihat kesehatan mental dan perilaku secara holistik, dengan fokus pada pencegahan, pengobatan, dan rehabilitasi. 

Fokuslah pada tujuan, tanamkan kasih sayang, dan berikan hak kepada insan perusahaan untuk membuat keputusan.

Membantu insan perusahaan menemukan tujuan dan makna mereka dapat mendorong produktivitas. Insan perusahaan yang berbelas kasih dan peduli cenderung mempelajari keterampilan dengan lebih baik dan menjadi lebih kompeten. Juga, semakin banyak otonomi yang dirasakan insan perusahaan, maka semakin besar kemungkinan mereka akan berkembang dalam apa yang mereka lakukan, dan semakin terlibat mereka.

Penting untuk diingat, apa yang membuat insan perusahaan tergerak. Apa yang benar-benar membuat mereka terus berjalan adalah rasa kontrol dan rasa tujuan. Dan jika pemimpin perusahaan memberikan keduanya, hal itu dapat membantu memerangi kelebihan kognitif yang mungkin kita semua rasakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun