Mungkinkah Pacaran Sebelum Nikah Dapat Terbebas dari Khalwat?
(Sebuah tulisan lama Merza Gamal di dekade 2000'an)
Pacaran sebelum menikah dianggap lumrah dalam 3 dekade terakhir. Namun kualitas pacaran itu tentu saja berbeda dari waktu ke waktu. Jika menilik dari lagu-lagu popular tentang percintaan dari masa ke masa, maka dapat kita rasakan bagaimana mode pacaran atau percintaan dari waktu ke waktu.Â
Sesuai dengan lagu yang top pada tahun 70-an, bergandengan tangan mesra dengan pacar dianggap sebuah hal yang memperkuat "kasih sayang" seperti yang tersirat pada lagu "Sepanjang Jalan Kenangan"-nya Tetty Kadi.
 Pada 80-an, berpelukan mesra dengan pacar mulai dianggap lumrah sebagaimana banyak terdapat di syair-syair lagunya Vina Panduwinata, Atik CB, Tri Utami, dan lain-lain.Â
Pada tahun 90-an, ciuman mesra sudah dianggap sebuah hal yang biasa saja saat berpacaran yang juga dapat tersimak dari lagu-lagu popular saat itu.Â
Dan tahun 2000, dalam era informasi yang sangat terbuka, sebagian remaja berpacaran sudah tidak ada bedanya dengan sepasang suami isteri.Â
Bahkan tanpa malu-malu, tidak sedikit pasangan yang masih berpacaran mendokumentasikan kemesraan mereka di dalam kamera yang mereka miliki. (Bahkan sekarang tidak sedikit yang memosting di Medsos). Na'udzubillahi min dzalik.
Mungkin, tidak semua pasangan yang berpacaran melakukan kencan sesuai dengan standar jamannya. Mungkin mereka bisa menjaga diri untuk tidak mengikuti jaman. Namun bagaimana pacaran itu sendiri menurut Islam. Mungkinkah pacaran itu dapat terbebas dari khalwat?
Khalwat berasal dari kata (khalaa-yakhluu-khalwatan) yang maknanya menyepi, menyendiri, mengasingkan diri bersama dengan seseorang tanpa kesertaan orang lain.Â
Secara istilah, khalwat sering digunakan untuk hubungan antara dua orang di mana mereka menyepi dari pengetahuan atau campur tangan pihak lain, kecuali hanya mereka berdua.