Perlu disadari bahwa inovasi AI tidak terjadi dalam ruang hampa atau hanya di antara sekelompok ilmuwan data. Akan tetapi harus berasal dari tim tangguh yang terdiri dari orang-orang yang ahli dalam bidang bisnis, digital, analitik, dan fungsi TI. Menyiapkan tim ini untuk sukses membutuhkan pengaktifan sumber daya sepenuhnya dan swasembada. Membiarkan anggota tim dalam silo bisnis yang terpisah akan menciptakan penundaan dan pemutusan hubungan saat permintaan masukan dan persetujuan berpindah dari satu departemen ke departemen lainnya. Memberdayakan tim untuk merancang, membangun, dan mendukung cara kerja baru juga memfasilitasi kegembiraan dan rasa memiliki di antara tim.
Pemimpin perlu pula mempersiapkan, memotivasi, dan melengkapi insan perusahaan untuk bekerja dengan cara baru. Hal ini termasuk pergeseran ke kolaborasi interdisipliner, pengambilan keputusan berdasarkan data, dan pola pikir tangkas. Faktanya, perusahaan yang melaporkan pengembalian tertinggi pada AI lebih cenderung memberlakukan praktik manajemen perubahan yang efektif, dengan para pemimpin yang mencontohkan perilaku ini.
Di samping itu, organisasi harus fokus terlebih dahulu pada teknologi yang dapat mempercepat pengembangan AI, seperti platform data berbasis cloud, antarmuka pemrograman aplikasi (API), layanan mikro, dan praktik DevOps modern. Penerapan teknologi ini dapat dicapai hanya dalam beberapa bulan dan dapat memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan kemampuan bisnis baru dua hingga tiga kali lebih cepat.
Selain itu, tim harus memrioritaskan investasi tambahan yang diperlukan untuk memberikan kemampuan AI baru --- misalnya, menambahkan sumber data baru jika diperlukan, daripada membangun pandangan 360 derajat tentang pelanggan dari awal. Mereka juga harus menilai bagaimana solusi akan berintegrasi dengan dan memengaruhi proses hulu dan hilir, dan menerapkan langkah-langkah untuk mengatasinya, seperti menyelaraskan insentif insan perusahaan dengan proses baru dan mengembangkan alat pelaporan untuk memberikan transparansi di seluruh perusahaan terhadap wawasan baru.
Setelah pengembangan AI matang dalam beberapa domain pertama, organisasi akan memiliki pedoman metodologi dan protokol yang dapat diulang serta pola pikir untuk dapat digunakan kembali yang memungkinkan mereka untuk mempercepat inovasi AI dan mengejar banyak domain secara paralel.
Pada akhirnya, saat perusahaan berpindah dari satu domain ke domain lainnya, kecepatan mereka akan semakin cepat, kemampuan AI mereka akan bertambah dengan cepat, dan mereka akan menemukan bahwa masa depan yang mereka bayangkan sebenarnya lebih dekat daripada yang pernah terlihat.
Penulis,
Merza Gamal
Author of Change Management & Cultural Transformation
Former AVP Corporate Culture at Biggest Bank Syariah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H