Hal tersebut mungkin tampak seperti permintaan yang mustahil bagi banyak perusahaan, kecuali bagi organisasi yang memilih manajer berdasarkan siapa yang memiliki talenta yang tepat untuk peran tersebut dan kemudian berinvestasi dalam pengembangan kepemimpinan mereka (misalnya, membantu manajer beralih dari sikap bos menjadi choach/pelatih).
Pada manajer berbakat diberdayakan untuk bertindak secara independen, mereka dapat memengaruhi pengalaman sehari-hari yang memperkuat perasaan insan perusahaan yang dihargai.
Penggerak Budaya 4: Tim dan Struktur Kerja
Salah satu manfaat nyata dari struktur baru pekerjaan hybrid adalah mengakses talenta terbaik yang tersedia terlepas dari lokasi fisik mereka. Namun juga terdapat banyak kekurangan, misalnya Rapat Zoom back-to-back mungkin tampak meningkatkan produktivitas.
Tetapi, kolaborasi dan inovasi menjadi berkurang karena tidak adanya interaksi informal dan kebetulan yang biasanya terjadi secara organik di lorong kantor dan area umum.
Acara sosial jarak jauh yang dijadwalkan dapat memberikan beberapa koneksi yang hilang ini, tetapi seringkali, insan perusahaan yang bekerja jarak jauh akan mengabaikan acara terstruktur semacam itu dalam mengejar tuntutan pekerjaan sehari-hari mereka.Â
Manajer berada pada posisi terbaik untuk merangsang peluang kolaborasi informal dengan mengenali pekerjaan apa yang dilakukan insan perusahaan dan bagaimana hal itu terhubung dengan gambaran yang lebih besar dan tujuan orang lain.Â
Mereka dapat membuat model dan mendorong perubahan kecil dalam perilaku dan penggunaan platform teknologi yang tersedia seperti Microsoft Teams untuk benar-benar menciptakan komunitas dan mencapai kesuksesan dengan cara baru.
Penggerak Budaya 5: Kinerja
Manajemen kinerja membutuhkan infrastruktur organisasi mulai dari penetapan tujuan hingga akuntabilitas hingga renumerasi dan reward lainnya.
Namun, kenyataan di lapangan, beberapa praktik manajemen perusahaan tidak sejalan dengan nilai-nilai kepemimpinan dan budaya perusahaan yang diinginkan.