Pandemi Covid-19 telah membawa Indonesia ke persimpangan jalan yang tidak terduga, dan keputusan yang diambil hari ini akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan negara di tahun-tahun mendatang. Memasuki tahun 2020, ekonomi Indonesia mempertahankan tingkat pertumbuhan di kisaran 5 persen setahun. Namun, akhirnya pandemi menghapus momentum ini.
Analisis McKinsey menunjukkan bahwa, dengan upaya terfokus, Indonesia berpotensi menjadi ekonomi terbesar ketujuh di dunia dalam satu dekade setelah pulih dari pandemi. Orang lain juga melihat benih potensi negara yang sangat besar.
Meskipun potensi Indonesia masih ada, para pemimpin Negara harus bekerja keras untuk mencapai aspirasi ini begitu pemulihan dimulai. Eksekusi atas sepuluh gagasan ini tetap menjadi salah satu tantangan terbesar Indonesia, mengingat koordinasi yang diperlukan di berbagai pemangku kepentingan dengan kemampuan yang berbeda-beda dan sering kali tujuan yang saling bertentangan. Indonesia juga harus menerobos eksekusi untuk mencapai tujuannya.
Di bawah ini adalah beberapa elemen kunci yang perlu dipertimbangkan saat Indonesia berupaya untuk menerobos eksekusi.
- Memastikan transparansi dalam menyampaikan hasil. Transparansi memainkan peran penting dalam menilai apakah inisiatif tersebut memberikan nilai. Indonesia dapat mengidentifikasi sepuluh metrik teratas --- indikator awal dan akhir --- untuk melacak kemajuan upayanya. Metrik potensial dapat berkisar dari indikator makro seperti biaya logistik sebagai persentase dari PDB; dan indikator tingkat perusahaan seperti adopsi Industri 4.0 dalam skala besar; hingga indikator mikro yang memungkinkan efek ekosistem yang lebih luas, seperti kepemilikan smartphone oleh petani. Yang terpenting, metrik ini harus objektif, dibahas secara teratur sebagai putaran umpan balik untuk menyesuaikan inisiatif lebih lanjut, dan digunakan untuk menghasilkan wawasan yang akan berguna dalam upaya di masa mendatang.
- Pendekatan terobosan untuk pengiriman bersama. Pendekatan integratif akan mendorong keberhasilan dalam inisiatif yang mencakup banyak organisasi, memperkuat kepemimpinan, koordinasi, dan dukungan lain yang memudahkan pelaksanaan inisiatif ini. Secara global, kami melihat contoh bagaimana pemerintah mendorong upaya bersama melalui unit terpusat. Misalnya, Unit Pengiriman Perdana Menteri Inggris Raya dan Manajemen Kinerja dan Unit Pengiriman Malaysia bertujuan untuk menggunakan pendekatan terintegrasi untuk melacak prioritas terhadap indikator kinerja utama. Penting untuk dicatat bahwa, selain hanya memantau, unit-unit ini bekerja sama dengan pihak-pihak terkait, misalnya, lembaga atau perusahaan milik negara, untuk memberikan hasil, dan juga untuk memecahkan tantangan lintas-lembaga atau lintas-perusahaan.
- Membangun pemimpin masa depan Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh McKinsey pada tahun 2017 menunjukkan bahwa hanya sekitar 5 persen pekerjaan di sebuah organisasi yang menciptakan 95 persen dampak. Penting untuk memastikan bahwa peran penting di Indonesia diisi oleh orang-orang yang memiliki kapabilitas, keterampilan kepemimpinan, dan pola pikir yang tepat. Mengingat pergeseran masa depan pekerjaan, beberapa keterampilan dasar --- di luar keterampilan digital --- akan menjadi lebih penting dari waktu ke waktu, misalnya, keterampilan pemecahan masalah intrinsik dan kemampuan untuk mengelola pemangku kepentingan dan mengembangkan orang. Penting bagi entitas sektor publik dan swasta untuk menemukan cara berinvestasi dalam membangun jalur kepemimpinan dengan keterampilan ini. Peluang yang melimpah untuk membuka nilai menyediakan platform untuk mengembangkan para pemimpin masa depan, tetapi itu akan membutuhkan perusahaan dan entitas sektor publik untuk lebih bijaksana di bangku bakat mereka.
- Membuka kemitraan publik-swasta untuk menyampaikan nilai sosial dan ekonomi bersama. Investasi dan partisipasi sektor swasta akan sangat penting untuk sukses. Indonesia harus berusaha untuk menciptakan iklim yang kondusif bagi investor yang tertarik untuk melaksanakan inisiatif ini, terutama mereka yang melihat hasil jangka pendek dan jangka panjang. Penting juga untuk menciptakan transparansi dengan memastikan dialog dua arah yang berkelanjutan antara pejabat Indonesia dan calon investor di sektor prioritas untuk memahami tantangan mereka --- misalnya, faktor sosial, kesehatan, atau politik, serta tarif dan kebijakan lainnya. Dialog harus menginformasikan upaya untuk menemukan solusi yang saling menguntungkan.
Sementara itu, prioritas langsung bagi Indonesia adalah mengurangi dampak virus. Negara akan dapat keluar dari krisis lebih kuat jika, pada saat yang sama, para pemimpin Indonesia membuat strategi untuk mentransformasi ekonomi guna berinovasi dan membangun ketahanan pada saat yang bersamaan. Hal ini juga merupakan peluang untuk melakukan terobosan eksekusi, karena kemampuan untuk mewujudkannya akan menjadi salah satu penentu kemampuan Indonesia untuk membuka momentum baru untuk pertumbuhan yang luar biasa.
TAMAT
Penulis,
Merza Gamal
Author of Change Management & Cultural Transformation
Former AVP Corporate Culture at Biggest Bank Syariah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H