Seseorang yang mempunyai keyakinan terhadap agama dan kepercayaannya, secara spiritualitas ingin memliki kehidupan yang bermakna di hadapan Sang Pencipta. Ada tiga pertanyaan penting yang mendasar untuk memahami makna kehidupan, yakni:
1) Dari mana dan hendak ke mana;
2) Untuk apa;
3) Bagaimana.
Ketiga pertanyaan tersebut bagi orang beriman terhadap keyakinan agamanya tentu akan menemukan jawaban no 1) adalah dia datang dari Tuhan dan akan pulang kembali kepada Tuhan-nya. Kemudian selama kehidupannya di dunia, sebelum kembali kepada Tuhan-nya akan melakukan hal-hal terbaik sebagai pengabdian terhdap Tuhan-nya sebagai jawaban no. 2). Hal tersebut dilakukan dengan memberikan manfaat bagi sesama makhluk Tuhan  dan alam semesta sebagai jawaban no. 3).
Dalam keyakinan Islam, sebagai contoh, dinyatakan bahwa "Sesungguhnya kita berasal dari Allah dan hanya kepada-Nyalah kita akan kembali" (Q.S. al-Baqarah [2]:156) sebagai jawaban no. 1). Dan sebagai jawaban no. 2) telah tegas dinyatakan bahwa "Dan tidaklah Kami ciptakan Jin dan Manusia melainkan untuk mengabdi kepada-Ku" (Q.S Adz-Dzariat [51]: 56). Serta sebagai jawaban no. 3) dinyatakan bahwa "Dia menguji kalian siapa di antara kalian yang paling baik perbuatannya dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun" (Q.S. Al-Mulk [67]: 1-2).
Dengan terjawabnya ketiga pertanyaaan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sebenarnya setiap manusia menjalani catwalk kehidupannya mulai dari kelahirannya hingga kematiannya sebelum menghadap Tuhan-nya adalah berbuat yang terbaik selama kehidupannya yang menjadi manfaat bagi sesama dan alam semesta. Namun, dalam perjalanannya, tidak jarang, terjadi dis-orientasi yang menggangu perjalanan kehidupannya.
Catwalk kehidupan seorang manusia dari kelahiran hingga kematiannya dapat digambarkan sebagiamana pada Gambar 1.
Dalam pemahaman spiritualitas, makna bekerja bukan hanya bertujuan untuk mengisi waktu dan mencari penghasilan semata, namun ada hal yang lebih besar daripada kedua tujuan tersebut. Bekerja, secara spiritualitas, dapat dimaknai sebagai jalan berdakwah dan berjihad di jalan Sang Maha Pencipta.
Bekerja sebagai bagian dakwah adalah sesuai dengan fungsi manusia sebagai pemimpin di muka bumi. Sebagai contoh dalam ajaran Islam disampaikan bahwa, "Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya. Seorang imam adalah pemimpin dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya; seorang pria adalah pemimpin di keluarganya dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya; seorang wanita adalah pemimpin terhadap rumah suaminya dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya; (bahkan) setiap pembantu adalah pemimpin terhadap harta majikannya dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya itu." (HR al-Bukhari dan Muslim.)
Sebagai seorang pemimpin, seseorang yang memiliki nilai-nilai spiritual dalam kehidupan tentu akan mewujudkan kepemimpinannya melalui bekerja. Bekerja akan membuat seseorang dapat melakukan amal kebaikan dan menjauhi larangan Tuhan-nya seperti berbuat tidak disiplin dalam menunaikan tugasnya, tidak jujur dalam bertindak, mengambil yang bukan hak-nya dalam melaksanakan kewajibannya.