Mohon tunggu...
Meri Rajagukguk
Meri Rajagukguk Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Medan

Saya merupakan mahasiswa semester 5 saat ini dengan jurusan Pendidikan Guru pendidikan Anak Usia Dini, saya sangat mencintai anak- anak.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Sarung Khas Ende, Nusa Tenggara Timur

1 Juni 2024   12:23 Diperbarui: 1 Juni 2024   12:35 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama oma menenun sarung khas Ende (Dok. pribadi)

Mengenal Sarung Khas Ende, Nusa Tenggara Timur 

Selain memiliki alam yang indah Nusa Tenggara Timur juga memiliki keindahan lagi yaitu budaya memakai  sarung khas Ende. Saat pertama kali saya datang ke Nusa tenggara Timur, tepatnya di kabupaten Ende, saya melihat banyak masyarakat banyak memakai sarung khas Ende, yang dimana warnaya cokelat campur hitam. Saya melihat masyarakat memakainya dalam kehidupan sehari- harinya seperti di rumah, pergi ke pasar, ke gereja dan acara adat pastinya. Ini menjadi suatu keindahan yang saya lihat selama disini. Sarung khas ende ini ditenun khusus oleh masyarakat disini kebanyakan ditenun oleh oma- oma dan ibu- ibu. Menenun itu menjadi mata pencarian perempuan disini. 

Sarung khas ende, ditenun selama 5-6 hari untuk satu sarung. Waktunya memang lumayang lama, namun dengan hasil yang luar biasa. Kemudian hasil tenunan tersebut akan dijual di pasar dengan harga yang lumayan mahal. Harga sarung Ende tersebut lima ratus ribu hingga satu juta. Wow fantastict!. Gak kebayang kalo orang di rumah banyak hehheeh. Selain di jual oleh ibu- ibu, sarung khas ende ini juga dijadikan untuk belis(Mahar) dalam upacara adat pernikahan masyarakat Ende. Tidak heran kalo harga belis perempuan sangatlah mahal di Nusa tenggara Timur. Memang harus persiapan matang bagi anak mereka yang harus menikah.  Sarung khas ende, memiliki perbedaan antara sarung khas perempuan dengan sarung khas laki- laki. Sarung laki- laki memilki warna biru dicampur hitam dan warna lainnya. Namun kalo dibandingkan harga sarung khas laki- laki dengan harga sarung khas perempuan, jelas lebih mahal sarung perempuan. 

Saya selama di sini kagum dengan budaya disini dengan melihat keindahan sarung yang unik dan sangat indah. Masyarakat disini sangat lengket akan budaya dan diterapkan kepada anak- anak gadis mereka. Jadi anak- anak mereka terlihat sangat sopan dan sangat cantik saat memakai kain tersebut. Oleh karena itu, saya belajar bahwa sangat banyak kekayaan indonesia yang belum kita lihat. Indonesia yang begitu luas pastinya memiliki budaya yang sangat indah. Saya berharap suatu saat nanti saya akan mengelilingi indonesia melihat kekayaan indonesia. 

Tulisan ini saya buat, sebagai rasa kagumku kepada Ende, Nusa tenggra Timur dan sebagai rasa cintaku kepada indonesia bahwa indonesia sangatlah indah.

(Dok. pribadi)
(Dok. pribadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun