Mohon tunggu...
Mery Novita siahaan
Mery Novita siahaan Mohon Tunggu... Mahasiswa - HKBP Theological Seminary

Ngerjain Hobi Sambil Bekerja

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sebuah Partikel "Cerita Kita"

13 Maret 2021   06:46 Diperbarui: 13 Maret 2021   08:28 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Semalam, aku membuka tabir
Sejuk angin malam itu menyakiti memar di bibirku
Setelah terlalu panjang aku mendoakanmu dalam sisa-sisa
Kekuatan di penghujung waktu.
Malam menyerbu pupil mataku
Harapan mengatupkan dirimu
Sunyi mengerumuni gendang telingaku
Bunyimu hilang di bait terakhir air mata.
Sejauh ini suaramu adalah irama yang paling aku suka
Lagu favoritku dari musim ke musim
Lirik paling indah hanya gelak tawamu
Puisi paling megah ada di bisik rindumu.
Tunggu.....
Kita hanya partikel cerita
Cinta dan luka yang terjebak pada depresi perasaan.
Aku berutang satu jalan pulang
Di dadamu, mungkin aku belum seutuhnya mencinta
Aku beruntung satu jalan pulang
Mengantarmu pada perasaan baru
Lalu kubiarkan kupulang sendiri
Dengan kaki- kaki yang tak sanggup berdiri
Dengan urutan napas yang tak bisa lagi mengiringi
Dengan senyum berdarah
Hitam kental, yang tak akan pernah kau kenali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun