Mohon tunggu...
Mery Novita siahaan
Mery Novita siahaan Mohon Tunggu... Mahasiswa - HKBP Theological Seminary

Ngerjain Hobi Sambil Bekerja

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Minimalism Vs Consumerism

12 Maret 2021   08:36 Diperbarui: 12 Maret 2021   20:36 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

          Menurut Fumio Sasaki dalam bukunya goodbye things minimalis adalah seseorang yang benar-benar mengetahui apa yang penting bagi dirinya sendiri dan tetap mempertahankan hal-hal tersebut untuk dirinya (Francine Jay:2018, 13). Menurut aku pribadi, minimalis adalah sebuah mindset atau sikap bijak kita untuk mengontrol segala kebutuhan hidup terhadap barang pribadi kita bukan hanya keinginan kita semata. Hidup minimalis berarti kamu memaksimalkan barang yang kamu miliki dan mengurangi barang yang "mungkin" sebenarnya tidak berarti untukmu.

          Minimalis menurutku bukan berarti hidup pas-pasan atau kekurangan. justru minimalis berkorelasi kuat dengan kondisi keuangan yang tergolong baik karena kamu bisa mengontrol untuk tidak membeli barang-barang yang mungkin tidak berguna untukmu. Dana itu bisa kamu alokasikan untuk menabung atau investasi kedepannya. Secara tidak langsung kamu jadi bisa lebih dewasa dan bijaksana karena kamu bisa mengontrol ego dan hawa nafsumu untuk tidak membeli barang yang kamu hanya inginkan saja.

          Maka filosofi minimalism menurut setiap orang berbeda karena setiap orang tentunya mempunyai kebutuhan dan pilihan akan pola pikir yang berbeda-beda juga, terutama para milenial. Jika kamu perempuan, bisa jadi bagi kamu membeli make-up ketika sedang diskon walaupun sedang tidak benar-benar membutuhkannya adalah hal yang penting dan wajib dilakukan. Hal ini akan bisa dibenarkan jika memang kamu bekerja mungkin sebagai beauty vlogger atau penata rias.

          Pertanyaannya sekarang apakah yang kamu lakukan terhadap barangmu sudah tepat dan sudah berapa make-up yang kau biarkan expired? Konsep diatas merupakan perbandingan gaya hidup pada era sekarang ini, dimana seiring berkembangnya teknologi kebanyakan manusia lebih menerapkan konsep konsumerism, tapi tak sedikit yang masih belum paham akan kedua konsep ini.

  1. Minimalism, merupakan pola gaya hidup untuk mengontrol segala kebutuhan bukan hanya keinginan saja, konsep ini memanfaatkan fungsional suatu barang. Ada berbagai macam gaya hidup minimalis pada beberapa sektor yang bisa mulai kamu terapkan dalam hidupmu seperti, Fashion dimana dengan membeli dan memiliki beberapa pakaian sesuai kebutuhan bukan keinginan, kamu juga bisa terapkan cara melipat baju ala metode konmori yang dipopulerkan oleh Marie Kondo
  2. Consumerism, konsep ini terjadi dimana ketika kamu tidak bijak saat menggunakan uangmu, seketika kamu membeli barang-barang untuk membuat dirimu bahagia entah karena ingin menunjukannya pada orang atau sekedar hanya ingin menjadi yang pertama memilikinya. Membeli baju, sepatu, atau jam baru yang sebenarnya tidak kamu butuhkan, kamu yang mungkin ada di konsep hidup seperti ini tidak akan merasa benar-benar bahagia karena ketika kebahagian, kamu sematkan pada sebuah barang maka barang tersebut cepat atau lambat akan terus mengalami pembaharuan dan ketika ini kamu ikuti, siklusnya akan berulang-ulang terus menerus sehingga bukannya kebahagian yang kamu akan dapatkan.

            Maka, cara menerapkan filosofi minimalism dalam hidup ada tiga tagline dari buku Francine Jay berjudul seni hidup minimalis yang menurut aku prbadi penting untuk kamu terapkan terlebih dahulu yaitu: (1) Buang. jika kamu memiliki barang-barang yang dalam waktu 90 hari tidak terpakai maka coba mulai untuk kamu singkirkan; (2) Simpan, jika barangmu dalam jangka waktu 90 hari tidak kamu gunakan tetapi akan berguna nantinya bagimu seperti palu, obeng, atau peralatan yang umumnya tidak terlalu sering digunakan maka simpan barang tersebut; (3) Berikan dimana jika memang kamu memiliki barang yang menumpuk di ruanganmu dan itu masih layak untuk digunakan daripada dibuang lebih baik kamu berikan kepada orang yang mungkin lebih membutuhkan. Memberikan orang yang lebih membutuhkan akan membuatmu jaub lebih bahagia, coba deh terapkan mulai dari sekarang.

Menerapkan konsep hidup minimalis memang tidak mudah tetapi manfaat dari menerapkan konsep minimalis ini sangat berdampak untuk kesehatan dan kebahagian dirimu, berikut beberapa manfaatnya.

  1. Pikiran jadi tenang. Ketika kamu memiliki barang yang tidak terlalu banyak tetapi benar-benar kamu butuhkan, percaya deh itu akan sangat membuat pikiranmu menjadi tenang karena mudah untuk merapikannya daan mencari barang yang kamu butuhkan. Jadi gak ada lagi yang namanya barang keselip atau hilang di kamar sendiri.
  2. Efisiensi waktu. Ingat uang bisa dicari tapi waktu yang berlalu tak bisa diulang kembali maka manfaatkan waktu sebaik-baiknya. Ketika menerapkan konsep minimalis kamu akan merasakan waktu kamu tidak habis terbuang seperti untuk merapikan kamar yang berantakan lagi setelah dibereskan atau bingung memilih baju saat mau pergi.
  3. Kesehatan psikologi dan fianasnial. Menurut penelitian Fitria (2018) menyatakan bahwa ruangan yang sempit akan mempengaruhi personal space, dimana personal space sendiri merupakan batasan ruang pribadi yang memiliki nilai privasi tinggi, Nilai privasi ini menentukan psikologis pemilik ruang. Jadi ketika banyaknya barang menyebabkan personal space berkurang maka inilah salah satu faktor penyebab timbulnya stres. Secara finansial, tentunya dengan bijak dalam membeli sesuatu kamu akan bisa lebih mengoptimalkan uangmu ke hal-hal lebih bermanfaat seperti investasi jangka panjang (Fitria: 2018,183-206).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun