Dinamika politik di Indonesia sejak 25 tahun terakhir ini ( sejak era reformasi) memang menarik untuk diperhatikan. Terutama beberapa kondisi sangat berbeda dibanding dengan era sebelumnya yaitu era orde baru.
Pada saat itu, selain menaruh perhatian besar pada komunis , Soeharto juga belakangan setelah memerintah lebih dari sepuluh tahun, dia menaruh perhatian pada umat muslim. Dia melihat warga Islam sebagai satu kekuatan yang layak diwaspadai. Karena itu, pada beberapa kesempatan, tokoh muslim seperti Abdurrahman Wahid dengan Ormasnya yaitu Nahdatul Ulama (NU) pernah menghadapi tekanan yang luar biasa
Beberapa ketentuan yang menyangkut agama juga dibatasi, termasuk penggunaan jilbab yang tidak umum saat itu. Lalu tidak banyak sekolah yang berbasis agama saat itu. Kemudian pembatasan partai sebagai ungkapan / penyaluran politik warga, menjadi setidaknya 3 partai saja yang berkontestasi selama beberapa waktu.
Pada era yang relatif represif itu, ternyata masuk suatu faham yang berbasis agama dan bernuansa politik yaitu ideologi transnasional. Faham ini masuk dari Australia dan tumbuh secara sembunyi-sembunyi saat orde baru . Ideologi transnasional sudah banyak berkembang di beberapa negara Timur tengah diantaranya Yordania dan pada saat itu ideologi ini sangat berkembang dengan baik di Mesir.
Awalnya, gerakan ini untuk menyebarkan nilai-nilai Islam dan saat kemerdekaan Indonesia, mereka mendukung negara kita merdeka. Namun dalam perkembangannya beberapa pihak mengasumsikan bahwa gerakan ini sebagian besar ingin mendirikan negara Islam. Karena itu, mereka masuk ke Indoensia secara sembunyi namun semakin terbuka saat reformasi sampai sekarang dan bertansformasi menjadi ormas yang kini dilarang.
Realisasinya, Indonesia adalah negara yang nasionalis multikultural yang sangat sulit menerima politik agama, karena secara takdir hampir semua realitas kehidupan kita dipenuhi oleh keberagaman. Â Dari sisi etnis ada beragam suku Jawa, Sunda, Bali, Manado, Minang, Batak, Ambon, Bugis, Papua dan lainnya. Agama juga beragam seperti Islam, Kristen, Hindu, Budha, Katolik, Khonghucu dan Aliran Kepercayaan (Kejawen). Aliran keagamaan pun banyak mulai NU, Muhammadiyah, Persis, al-Irsyad, LDII, Tarbiyatul Islami, Wahidiyah, Mathalail Anwar dan sebagainya.
Sehingga memang ada baiknya untuk menyimpan keinginan untuk memindahkan dasar negara Pancasila ke syariat Islam Dukungan mengarah ke khilafah juga jauh panggang dari api, jika diterapkan di Indoensia. Tidak bisa disangkal, khilafah hanyalah sebuah utopia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H