Mohon tunggu...
Mery Indriana
Mery Indriana Mohon Tunggu... Administrasi - swasta

penyuka senja

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bersanding dalam Perbedaan

3 Agustus 2016   09:38 Diperbarui: 3 Agustus 2016   09:47 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasangan pengantin terlihat anggun, ketika duduk bersandingan. Senyuman kedua mempelai, membuat mereka enak dipandang. Tidak ada ketegangan, tidak ada keterpaksaan. Yang ada adalah rasa saling mencintai, saling memiliki, dan saling menghargai. Tak heran senyuman selalu terpancar di setiap pasangan pengantin. Keindahan pasangan pengantin ini, jika diimplementasikan dalam keseharian, tentu akan membuat hidup ini semakin indah.

Bayangkan jika setiap orang selalu tersenyum antar sesama. Senyuman ini tidak hanya membuat kita tenteram. Apalagi jika setelah senyuman itu, menyempatkan diri untuk berbincang sejenak, tentu akan semakin menyenangkan. Bayangkan, jika satu orang melakukan senyuman ini, lalu berkembang menjadi 10 orang, 100 orang, dan berkembang hingga seluruh elemen masyarakat gemar tersenyum kepada setiap orang. Mungkin terkesan seperti orang gila, tapi melalui senyuman bisa meminimalisir terjadinya konflik.

Apa yang terjadi jika setiap kali kita bertemu seseorang, selalu disuguhi dengan menggunakan tatapan tajam. Selain terkesan angkuh, tatapan itu juga terkesan menantang. Jika terjadi miskomunikasi, tatapan itu bisa memicu konflik antar sesama. Akan berbeda jika tatapan yang muncul adalah, tatapan yang akrab tanpa ada kesan permusuhan. Begitu juga ketika kita bertemu selalu mengucapkan salam. Entah selamat pagi ataupun asalamualaikum bagi sesama muslim. Kondisinya juga akan berbeda jika kita hanya diam-diam saja, ataupun mengucapkan perkataan yang tidak menyenangkan.

Lihatlah kehidupan masyarakat yang ada dikampung. Setiap kali bertemua dijalan selalu menyapa. Setidaknya memberikan senyuman. Kebiasaan yang sederhana ini sepertinya sulit ditemukan di kota besar. Lain daerah memang lain kebiasaan. Apapun aktifitasnya, seharusnya rasa saling mengharga antar sesama itu harusnya tetap ada. Hal ini penting agar kerukunan antar umat beragama tetap terjaga. Agar kita bersanding dengan siapa saja, tanpa ada kekhawatiran, atau permusuhan. Semuanya terlihat indah, seperti pasangan pengantin yang sedang merayakan pesta pernikahan tadi.

Senyuman merupakan salah satu upaya, yang bisa kita lakukan untuk meminimalisir kemarahan. Apalagi saat ini banyak orang mudah marah, hanya karena persoalan sepele. Banyak orang yang mempermasalahkan perbedaan, meski sebenarnya bisa dibicarakan. Ironisnya, perbedaan yang sudah ada sejak dulu, kadang juga mulai dipermasalahkan oleh kelompok tertentu. Orang yang memeluk agama non Islam dianggap kafir, karena itu harus diperangi. Penafsiran agama yang salah ini, seringkali memunculkan kemarahan.

Sadarlah bahwa negeri kita, Indonesia ini, sudah dianugerahi keanekaragaman oleh Tuhan dari dulu. Keanugerahan ini bukan buatan manusia, tapi memang pemberian Tuhan. Karena itulah sepatutnya perlu kita jaga. Ribuan suku yang mempunyai budaya, bahasa, bahkan keyakinan yang berbeda, sudah semestinya dihargai sebagai perbedaan. Dan perbedaan inilah sebenarnya yang memperkaya negeri ini. Pelangi jika terdiri satu warna tentu tidak akan indah. Begitu juga dengan taman, yang berisi beraneka tanaman, tentu menjadi pemandangan yang menyenangkan. Mari kita saling bersandingan, tanpa mempermasalahkan perbedaan. Mari kita saling mencintai, tanpa menebar kebencian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun