Mohon tunggu...
MeryH
MeryH Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Hi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kritik Film "Habibie & Ainun 3"

12 Maret 2021   21:54 Diperbarui: 12 Maret 2021   21:56 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

MD Pictures mempersembahkan kisah Presiden Indonesia ketiga dan sang istri, Ainun Habibie dalam sebuah film yang penuh inspirasi yang menutup akhir tahun 2019. Film Habibie & Ainun 3 ini mengangkat kisah masa muda Ainun.

Ainun yang diperankan oleh Maudy Ayunda bercita-cita menjadi seorang dokter. Namun, pada saat tahun 60-an hanya sedikit perempuan yang mampu menjadi dokter. Karena itu, banyak orang yang meragukan kemampuan Ainun, bahkan dosennya sendiri pun meragukan Ainun. Namun Ainun tidak menyerah, ia terus belajar dan berusaha untuk mewujudkan cita-citanya itu.

Di masa kuliah, Ainun menjalin cinta dengan Ahmad yang diperankan oleh Jefri Nichol. Kepribadian Ahmad membuat Ainun luluh dan melupakan Rudi Habibie yang pernah mencuri perhatiannya saat SMA. Namun, kisah mereka sangat singkat karena Ahmad menimba ilmu di Eropa.

Teknologi dan riasan yang digunakan difilm ini membuat saya terkesima karena membuat para tokoh lebih hidup. Namun, pada bagian awal film wajah Reza Rahadian terlihat melayang dan tidaak menempel . terlihat tidak alami.

Karakter Ahmad yang diperankan oleh Jefri Nichol terasa lebih kuat. Pemikirannya yang kritis dan romantis, membuat para penonton terkesima. Terutama pada saat Ahmad memberi kejutan-kejutan kecil kepada Ainun.

Terlepas dari hal itu, kisah Ainun ini sangat menginspirasi dan menarik. Ainun berjuang dan bekerja keras untuk mewujudkan cita-citanya, yang akhirnya mampu memutuskan stigma negatif masyarakat. Peasn dari film ini pun sangat mudah tersampaikan kepada para penonton, yaitu perempuan haruslah kuat dan bersungguh-sungguh dalam mewujudkan cita-citanya. Perempuan juga sama seperti laki-laki yakni berhak mempunyai mimpi dan mewujudkannya.

Mery harjani

12 mipa 3

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun