Mohon tunggu...
Meryana Rizky Ananda
Meryana Rizky Ananda Mohon Tunggu... -

Mahasiswa S1 Pend.Akuntansi Universitas Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Catatan

3 Pertanyaan

10 Januari 2015   04:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:26 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap orang memegang kendali atas hidupnya masing-masing. Memegang kendali dalam pengambilan keputusan untuk memilih, sebab hidup itu antara huruf B dan D, yakni C. Birth (kelahiran) dan death (kematian), yang tidak lain adalah choice (pilihan).

Di belahan bumi sana, mereka saling berlomba memeroleh kedudukan dan pengakuan, memainkan lembaran rupiah bagai ilusi yang tak berkesudahan. Di belahan yang lain, mereka tentram dalam kesederhanaan, bergantung pada alam, dan bahkan diantaranya teguh pada tradisi. Ada lagi, mereka yang santai dan terlena dalam buaian modernisasi, dan bahkan diantaranya terjerembab dalam satu bagian jurangnya yang curam. Bervariasi. Namun, apapun itu, sekali lagi adalah pilihan masing-masing.

Berbicara tentang kehidupan, mengingatkan saya pada tiga pertanyaan yang pernah dilontarkan salah seorang dosen ekonomi kepada para mahasiswanya, suatu waktu dalam membuka kelas. Pertanyaan yang perlu direnungkan.

Pertanyaan pertama, Kapan waktu terpenting dalam hidupmu?

Sekarang. Ya, saat ini juga adalah waktu yang terpenting dalam hidup kita. Kemarin? Itu sudah berlalu. Besok? Tidak. Bahkan satu menit kemudian bukanlah waktu kita, jika kita ditakdirkan mati pada menit tersebut. Who know? Yang terpenting adalah kesadaran kita akan detik-detik yang berjalan saat ini. Kesadaran bahwa jika ini berharga, berarti bagaimanapun harus lebih baik dari waktu yang telah berlalu.

Pertanyaan kedua, Siapa orang terpenting dalam hidupmu?

Orang yang bersama kita. Siapapun yang sedang bersama kita saat ini adalah orang terpenting dalam hidup kita. Dalam ruang kelas itu, mahasiswa menjawab bahwa orang tua adalah orang terpenting. Ya, itu benar. Namun, saat berada di dalam kelas misalnya, orang yang lebih penting dari mereka adalah teman-teman sekelas dan dosen yang sedang berhadapan dengan kita. Ingat kembali, kita bekerja sama dan berdiskusi dengan teman, memeroleh tambahan ilmu dari dosen. Apakah saat di dalam kelas kita berinterksi dengan orang tua? Tentu tidak. Hanya saja salah satu tujuan kita melakukan itu semua adalah untuk mereka, orang tua. Bahkan ketika berinteraksi dengan saudara, penjual atau pembeli, satpam, pengusaha, pemulung sekalipun, mereka adalah orang terpenting dalam hidup kita.

Pertanyaan ketiga, hal terpenting apa dalam hidupmu?

Peduli. Ketika telah tertanam dalam diri bahwa setiap orang yang bersama kita adalah orang terpenting dalam hidup, maka kepedulian itu akan muncul dengan sendirinya. Tak akan ada rasa acuh tak acuh atau bahkan saling menjatuhkan, yang ada adalah saling menolong dan bersaing sportif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun