Mohon tunggu...
Merva
Merva Mohon Tunggu... -

Lebih Baik Segenggam Beras Ditangan, Daripada Sekantung Gandum Diangan-angan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Altar Rembulan

14 April 2017   00:07 Diperbarui: 14 April 2017   16:00 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pagi habis di kunyah petang, kau tetap berdendang

Kata habis dikunyah kelam, lalu kau diam. 

Sementara aku membiarkan rindu meliuk-liuk dipenghujung malam 

Serupa tarian jarum dan benang begitulah kusulam harapan

Kurajut sari purba sekat demi sekat penat nyaris berkarat

Sucikan mandikan, suntinglah altar rembulan yang berpendar diatas teras kosong "apapun pintamu itulah inginku" 

**

Lalu dalam mazbah kirana puji dan puja dinazarkan

Rapalan bait-bait wingit bak manir dewa-dewa dilepaskan

Datang, datanglah...Dalam hening bening kupinang leluhur hadir melebur

Inilah sesaji kami canang bunga tujuh rupa terikut gada kuasa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun