Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Catatan Buram Mahasiswa (Perkara yang Disimplifikasikan)

3 Maret 2016   04:51 Diperbarui: 3 Maret 2016   05:10 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Yang tercatat, Akan teringat

Yang terucap, Akan lenyap.

(Nazriel Ilham)

 

 

Dinamika kemahasiswaan mempunyai konteks sejarah dalam tiap-tiap zaman. Mahasiswa bukanlah mengenai apa dan siapa, tapi lebih pada mengapa serta bagaimana. Mengapa harus ada Mahasiswa, mengapa seseorang beruntung menyandang status Mahasiswa, mengapa Mahasiswa menjadi pembeda dan alat pencerah bagi rakyat jelata. Bagaimana hakikat Mahasiswa, bagaimana  fungsi serta peran Mahasiswa, bagaimana Mahasiswa bersiap mengisi kekosongan kepemimpinan dimasyarakat ? bukan pada apa yang dinamakan Mahasiswa tapi lebih pada mengapa pada Mahasiswa tersebut, bukan pada siapa Mahasiswa tapi lebih bagaimana hakikat Mahasiswa tersebut.

problematika yang tersistematika sudah menjalar dilingkup civitas akademia, hingga sulit dan sering kali mengalami kebekuan. kesalahan-kesalahan yang dibenarkan sudah menjadi kewajaran dalam sudut pandang khalayak insan akademis. keburaman pandangan akan pertimbangan absolut atas mana yang benar dan salah sudah terkikis, menjadi pertimbangan relatif semu seperti para politisi yang tidak menjunjung tinggi nilai  etika politisnya. pertimbangan relatif bukan mengarah pada ketegasan pada salah dan benar, melainkan pada hal yang bersifat oportunis dan cenderung transaksional. kepuasan dan kepentingan pribadi mempersempit indikator penilaian terhadap mahasiswa. absensi sudah menyetarai sholat wajib saja, apabila dilanggar akan mendapat sanksi yang nantinya berpengaruh pada indeks nilai kumulatif. tugas-tugas yang diberikan terhadap mahasiswa seperti takdir kehidupan yang sulit dirubah, pembuatan makalah tiada henti tanpa mengenai substansi akan materi yang diberikan terhadap Mahasiswa. presentasi atau penetrasi ? penetrasi yang menambah status quo akan keilmuan Mahasiswa.

Mahasiswa yang sering mengalami dilematis, gelisah karena kontradiksi realitas terkadang harus menjauh mencari ruang kosong, tempat untuk memformulasikan idealisme dan realisme. Menjadi pihak oposisi serta kooperasi. Perguruan tinggi kini, menjauhi tujuan suci pendidikan.  Tak mampu melahirkan kaum pinandihita, insan kamil atau dalam bahasa jerman umbermacht. Sehingga bertransformasi menjadi Mahasiswa yang Mahabisnis, cukup perencanaan belajar secara elaborasi lulus dengan cepat lebih-lebih apabila mendapatkan nilai cumlaude. setelah usai masa kemahasiswaan tersebut, terjunlah kedalam medan kehidupan tempat dimana kekuatan perut lebih berkuasa dari pada kekuatan pikiran dan prinsip yang siap untuk digadaikan. 

sampai kapan hal seperti ini terus menerus mewarnai hidup kemahasiswan dan mengurangi peran serta fungsi kepemudaanya. Hidup terlalu dismiplifikasikan, proses berkehidupanya sama dengan proses berkehidupan wajib seperti hewan. Makan, kawin, beranak, tua dan mati. hidup tak sesederhana seperti yang terpikir dengan indah dan nyaman.  

hidup adalah sesaknya napas yang terhimpit, dibawah panasnya terik bola api dan kepala yang terasa disetrika. dengan itu mungkin mahasiswa akan lebih dapat memahami hakikat kemahasiswaanya dan kepemudaannya. hidup itu memang sederhana hanya tafsirnya saja yang hebat ucap sastrawan terkemuka "Pramoedya Ananta Toer"

Mahasiswa bukan mahasiswa. M = Superior bukan m = inferior

(03-03-2016) 04.50

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun