Mohon tunggu...
I Ketut Merta Mupu
I Ketut Merta Mupu Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendamping Sosial PKH Kementerian Sosial RI

Alumni UNHI. Lelaki sederhana dan blak-blakan. Youtube : Merta Mupu Ngoceh https://youtube.com/@Merta_Mupu_Ngoceh

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Nilai Keperawanan (17+)

12 Desember 2014   04:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:29 3074
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14183070381080292781

[caption id="attachment_340755" align="aligncenter" width="614" caption="Sedih Telah Kehilangan Keperawanan (artefak)"][/caption]

Bagian pertama berbicara Alergi Wanita Dewasa. Pada bagian ini masih ada hubungannya dengan ulasan sebelumnya, mengupas persoalan seks terutama masalah keperawanan yang mulai diobral oleh sebagian kaum perempuan post modern. Sebelum pada pembahasaan seperti pada judul, didahului mengupas, cewek seksi, seks in the kost, kemudian dilanjutkan dengan fenomena kaula muda yang menikah berulang kali tanpa disadari.

Cewek Seksi Dimata Lelaki

Cewek berpakaian seksi saat ini semakin bergentayangan, entah hendak mencari mangsa atau mungkin pamer kemolekan tubuh. Tetapi yang pasti, cewek berpakaian seksi memiliki motif terselubung, tujuan tersembunyi atau mungkin hanya ikut-ikutan berpakaian yang sedang trendy.

Seksi memiliki pengertian yang luas. Salah satu definisi KBBI Kemendiknas, seksi diartikan sebagai ‘merangsang rasa berahi (tt bentuk badan, pakaian, dsb)’. Seseorang dianggap seksi pada dasarnya dianggap mampu membangkitkan gairah organ seksual orang lain atau lawan jenis.

Tentu setiap lelaki memiliki pandangan berbeda tentang cewek seksi. Ada yang memandangnya dari sudut negatif, dan ada yang sebaliknya. Secara garis besar, ternyata lelaki menganggap cewek seksi sebagai cewek murahan, bahkan cenderung dianggap cewek genit, nakal.

Ketika melihat cewek seksi, menikmati pemandangan ‘hot’, kebanyakan lelaki mengatakan, “pasti enak kalau cewek itu digituin”. Ungkapan seperti itu cenderung memandang cewek seksi sebagai obyek pemuasan nafsu seks. Bisa jadi, cewek seksi dijadikan kayalan saat masturbasi atau onani.

Sudah takdirnya lelaki jika nafsu berahinya bangkit, otak mesum pun kambuh. Pernyataan-pernyataan menganggap cewek seksi ‘enak’ diajak berhubungan intim, hampir dapat mewakili pandangan semua lelaki yang sudah memahami seks. Namun ada pula yang berpendapat lain, bahwa cewek seksi itu pembawa penyakit.

‘Lihat! ada cewek aids’ ujar seorang teman ketika melihat cewek seksi lewat. Maksudnya bahwa cewek seksi itu pembawa penyakit hiv-aids, karena cewek seksi dianggap ingin mencari korban, mencari mangsa, sering gonta-ganti pacar, bahkan dianggap sudah sering melakukan hubungan seksual, meski tidak selalu demikian.

Menurut ajaran agama, perempuan yang berpakaian seksi dikatakan dapat merusak mental orang yang melihatnya, seperti dinyatakan dalam Kama Sutra, “Hendaknya bagian yang sensitive dari tubuh ini jangan diperlihatkan, karena itu akan merusak mental dari orang yang melihatnya” (Kama Sutra.III.12).

Kasus-kasus pelecehan seksual atau pemerkosaan lantaran lelaki tidak kuat menahan gejolak nafsu seksnya, terlebih lagi jika sering melihat sesuatu yang dapat mengundang nafsu berahi, termasuk jika sering memandang cewek seksi, apalagi seperti saat ini masih banyak yang mengkoleksi video porno, meski sudah diberlakukan Undang-Undang Pornografi, dimana seseorang atau organisasi dilarang membuat, menyimpan, memiliki dan menyebarkan konten yang bermuatan pornografi.

Konten-konten pornografi demikian kuatnya berpengaruh terhadap kehidupan seks seseorang. Kasus-kasus pemerkosaan sebagian besar bermula dari kebiasaan menonton video porno, cerita seks, dan lain sebagainya. Generasi muda, dan hampir kebanyakan orang sangat sulit mengendalikan nafsu seks, terutama nafsu seks terhadap lawan jenis. Seperti opini yang pernah saya tulis di Kompasiana, bahwa saat ini masyarakat Indonesia butuh obat peredam nafsu seks. Semoga, di kemudian hari ahli-ahli obat dapat menyediakan obat peredam nafsu seks untuk mencegah semakin tingginya angka kasus kekerasan seksual, pemerkosaan dan lain sebagainya.

Kembali pada topik, saya memiliki pandangan berbeda tentang cewek yang doyan berpakaian seksi. “Cewek seksi itu nafsu seksnya besar”, sederhananya dapat diungkapkan seperti itu. Asumsi tersebut dilatarbelakangi bahwa ketika seseorang nafsu seksnya sering bergejolak, lebih kuat, lebih besar, maka ia lebih nyaman berpakaian yang buka-bukaan alias berpakaian seksi, selalu ingin menunjukan bentuk tubuh indahnya untuk mencuri perhatian orang lain. Bahkan hingga tak sadar kalau tubuhnya tak seindah yang dirasakan. Pada umumnya, berpakaian seksi lebih cenderung ditunjukan oleh kaum perempuan, karena pada dasarnya nafsu seks wanita delapan kali lebih kuat daripada lelaki.

Pelajar Seks In The Kost vs Cewek Kafe

Mungkin kita heran bila melihat seorang gadis bekerja di kafe untuk mempertahankan hidupnya. Apa yang mereka lakukan, sebagian besar masyarakat menganggapnya sebagai orang yang hina, wanita murahan. Padahal, dia melakukan pekerjaan seperti itu demi kelangsungan hidup orang tuanya, bahkan ada yang menanggung biaya hidup untuk anaknya. Sedih memang, harus mendapat cibiran dari masyarakat sebagai wanita murahan.

Saya pernah berteman baik dengan cewek kafe. Dia sering curhat tentang bagaimana dia menjalani pekerjaan seperti itu, yang seharusnya tidak dilakukan. Dia memilih pekerjaan seperti itu karena berulang kali mencari pekerjaan yang layak tetapi selalu gagal, sedangkan suaminya sudah menceraikannya. Dia memilih jalan pintas, melacurkan diri menjadi pekerja seks komersial, untuk menanggung biaya hidup ibunya di kampung yang sudah tua dan sakit-sakitan. Setiap dua bulan sekali, dia kirim uang untuk ibunya.

Jika direnungkan, apa yang dia lakukan sebuah tindakan mulia, meski pekerjaan yang digeluti dianggap sebagai pekerjaan wanita murahan. Akan tetapi lebih mengherankan lagi terhadap perilaku muda-mudi sekarang, terutama pada kalangan pelajar. Saat ini semakin marak penomena pelajar (baik pelajar sekolah menengah maupun perguruan tinggi) yang menjadikan rumah kost-kost-an sebagai café, dijadikan tempat mesum gratis dengan pasangannya, dengan kata lain ‘Seks In The Kost’.

Yang membuat kita heran, mereka sering melakukan seks di kost dengan menghambur-hamburkan uang orang tuanya, biaya kost dibayar orang tua, begitu pula biaya hidupnya ditanggung orang tua. Mereka enak-enakan melakukan seks pranikah di kost, sedangkan orang tua bekerja banting tulang.

Coba kita bandingkan kedua kasus di atas, mana yang lebih hina, cewek pelacur ataukah pelajar seks in the kost?

Banyak Pelajar Menikah Berulang Kali

"Betapa lucunya anak negeri ini. Bangga pacaran, penampilan parlente, hingga seks bebas, akan tetapi dibiayai orang tua".

Pada era globalisasi seperti saat ini, masyarakat Indonesia semakin tak mampu membendung masuknya budaya yang bertentangan dengan budaya ketimuran. Masyarakat semakin terlindas kemajuan jaman, terutama generasi muda. Kemajuan teknologi dan informasi tak diiringi dengan kemajuan moral, meski tingkat pendidikan masyarakat semakin tinggi.

Untuk menggapai cita-cita yang lebih tinggi, sebagian besar generasi muda menimba ilmu lebih tinggi, jauh dari pantauan dan perhatian orang tua. Merasa diluar kendali orang tua, dengan mudah bertindak ‘semau gue’, sehingga tak jarang seseorang terjun ke dalam pergaulan bebas, pergaulan yang bertentangan dengan budaya timur dan bertentangan dengan ajaran agama, seperti seks bebas, kumpul kebo, dan lain sebagainya.

Orang tua bekerja banting tulang mencari nafkah untuk menyekolahkan anaknya, akan tetapi tak jarang membalas kerja keras orang tua dengan bersenang-senang melakukan seks bebas di atas penderitaan keluarga. Tak sedikit para pelajar bergaya konglomerat, padahal orang tuanya melarat bin sekarat.
Jika direnungkan, betapa lucunya anak negeri ini. Bangga pacaran, penampilan parlente, hingga seks bebas, akan tetapi dibiayai orang tua.

Yang lebih memprihatinkan, semakin banyak pelajar kumpul kebo sambil menimba ilmu, terutama di kalangan pelajar tingkat perguruan tinggi. Bagi pelajar yang masih SMA/SMK meski jarang ditemukan kumpul kebo, akan tetapi banyak pelajar yang sering melakukan hubungan intim terlarang, terutama mereka yang ngekost, bahasa gaulnya ‘Sex in the kost’.

Menurut penelitian, menunjukkan hampir 97,05% mahasiswi di kota tertentu sudah tidak perawan, khususnya pada jenjang usia antara 17-23 tahun. Sedangkan tingkat SMP dan SMA, pada jenjang usia antara 13-18 tahun, sekitar 68% pelajar perempuan sudah tidak perawan.

Dalam pandangan agama, melakukan hubungan seks atas dasar suka sama suka diluar perkawinan yang sah dianggap telah menikah dengan cara hina, berzina, perkawinan rendah. Lebih mengerikan lagi, banyak yang melakukan hubungan seks dengan banyak pasangan, dengan kata lain banyak pelajar yang melakukan pernikahan hina berulang kali dan dinyatakan tak layak diupacarai dengan mantra Veda ketika upacara pernikahan. Akibat dari seks diluar perkawinan, banyak generasi muda menikah by accident, menikah hamil duluan karena ‘kecelakaan’.

Menilik tradisi beberapa desa di Bali, seseorang yang hamil duluan atau pun melahirkan anak tanpa seorang ayah dapat menyebabkan ‘cuntaka desa’, membuat desa adat setempat menjadi leteh, kotor. Sehingga masyarakat adat harus melaksanakan upacara tertentu untuk menyucikan desa adat dari kekotoran akibat perbuatan seks menyimpang. Hanya saja, banyak yang menyembunyikan kehamilannya dengan menikah ketika menyadari dirinya hamil.

Selain daripada itu, akibat dari seks dengan cara rendah, seks dengan cara hina akan melahirkan generasi yang rusak, seperti melahirkan anak yang suka melawan orang tua, anak berandalan, ugal-ugalan, senang melakukan perbuatan yang melawan hukum.

Nilai Keperawanan Bagi Lelaki

Saat ini, sebagian besar kaum perempuan menganggap keperawanan tidak penting, bahkan dengan mudahnya mengobral keperawanannya bukan kepada suaminya. Hal ini terjadi tidak lepas dari pola pikir yang keliru. Kaum perempuan membanding-bandingkan keperawanan dengan keperjakaan, dan bagi kaum perempuan, keperjakaan dianggap tidak penting.

Kalau boleh jujur, hampir semua lelaki ingin memiliki seorang istri masih perawan saat malam pertama, atau paling tidak memiliki pacar yang masih perawan dan diajaknya menikah kemudian. Betapa kecewanya seorang lelaki jika ternyata calon istrinya sudah tidak perawan, sudah dijamaah lelaki lain.

Sebenarnya seberapa penting atau seberapa besar harga keperawanan bagi seorang lelaki? pertanyaan ini tidak bisa dijawab dalam bentuk angka-angka, tetapi jawabannya dengan sudut pandang perempuan terhadap nilai seorang lelaki.

Bagi seorang perempuan, lelaki yang memiliki harta dan bertanggungjawab, dianggap sangat berharga, dengan kata lain, lelaki kaya dan bertanggung jawab merupakan kebanggaan dan dambaan setiap perempuan. Bahkan tak jarang seorang wanita rela memiliki pasangan lelaki bertampang pas-pasan, tetapi mampu menjamin kehidupannya di masa depan. Hal ini pula sebabnya banyak perempuan rela dimadu. Baginya, perjaka tak penting, yang terpenting harta dan bertanggungjawab. Wanita mana yang tidak menginginkan lelaki berharta dan bertanggungjawab, apalagi tampan dan penyayang?

Nilai keperawanan bagi lelaki sama pentingnya kekayaan bagi seorang perempuan yang mendambakan keluarga yang bahagia. Dan bagi lelaki, wanita yang bisa menjaga keperawanannya (kesuciannya) dianggap wanita yang bertanggungjawab dan wanita baik-baik. Apalagi wanita seperti itu cantik, cantik hati dan cantik fisik. Besar kemungkinan banyak lelaki yang mendambakan dan mengejar-ngejarnya.

Bahwasanya, jika seorang perempuan sudah tak perawan (tak suci) padahal dia belum menikah, dia akan menjadi wanita yang dicampakkan, diremehkan, yang dulunya dikejar-kejar, tetapi tak berharga kemudian.

Hal lain yang tak kalah penting, seorang perempuan yang sudah tidak perawan (tetapi belum menikah), aura kecantikannya akan meredup, sehingga orang melihatnya tidak lagi memancarkan kecantikan, meski sebenarnya dia cantik. Jangan heran, bila ada wanita yang tampangnya pas-pasan, masih perawan, ternyata banyak lelaki yang mendambakannya, bahkan dikejar-kejar bagaikan seorang bidadari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun