Pertanyaan yang bergumul dalam benak kita ketika menonton film ‘Mahadewa’, kadang lucu dan menggelikan. Seperti yang sering saya katakan, Film Mahadewa tidak bisa ditafsirkan apa yang terlihat, apa yang tersurat, melainkan apa yang tersirat.
Salah satu pertanyaan yang lucu misalnya ‘Tuhan kok punya anak?’. Memang ketika kita memahami film ini dengan membandingkan sesuai apa yang kita lihat dalam kehidupan manusia, seakan – akan aneh jika Tuhan memiliki anak. Padahal dalam kitab-kitab suci Hindu dinyatakan bahwa Tuhan tidak beranak.
Dalam percakapan – percakapan pada film Mahadewa, sering didengar ‘Aku adalah putra Brahma, prajapati Daksa’ seperti yang sering diungkapkan Prajapati Daksa. Atau kadang kita akan mendengar pengakuan dewi Sati sebagai cucu Brahma.
Tentu terasa aneh jika kita membanding-bandingkan Dewa dengan manusia yang juga memiliki anak, melahirkan anak. Padahal memiliki anak yang dimaksud tidak seperti manusia melahirkan anaknya. Lalu apa maksud dari pernyataan ‘Putra Brahma’?
Seperti yang kita ketahui, Dewa Brahma merupakan manifestasi Tuhan sebagai pencipta. Beliau menciptakan alam semesta beserta isinya. Dalam teologi Hindu, Tuhan menciptakan alam semesta ini tidak seperti konsep agama lain, dimana konon alam semesta ini tercipta atas kemahakuasaan Tuhan, ketika Tuhan bersabda ‘Terciptalah bumi’ maka muncul bumi. Dalam teologi Hindu tidak demikian, alam semesta ini muncul dari beliau, artinya beliau menciptakan alam semesta beserta isinya dengan membagi-bagi dirinya terus menerus, seperti sebuah pohon yang memunculkan ranting, daun, bunga, buah, dan lain sebagainya.
Didalam kitab Upanisad, Tuhan dalam menciptakan alam semesta beserta isinya, diberikan perumpamaan seperti laba-laba membuat jaring-jaringnya. Demikian pula penciptaan manusia, manusia muncul dari beliau. Brahmana muncul dari pikiran-Nya, Ksatrya muncul dari tangan-Nya, Waisya muncul dari perut-Nya, Sudra muncul dari kaki-Nya.
Pada awal penciptaan manusia, Brahma ‘menciptakan’ Manu [ Ada 14 manu dalam satu kalpa. Generasi manusia sekarang merupakan keturunan Manu yangke tujuh, Vaiswavata Manu ], dan para Rsi, termasuk Prajapati Daksa. Dengan munculnya manusia dari dewa Brahma, maka manusia yang muncul dari diri-Nya disebut sebagai putra Brahma.
Untuk mempertegas hal itu, didalam Bahagavad Gita Arjuna menyatakan bahwa Tuhan adalah kakek moyang dari manusia, “Anda adalah Brahma, Anda adalah kakek moyang semua makhluk”. Pada sloka yang lain Shri Bhagavan bersabda “Akulah ayah alam semesta ini, ibu, penyangga dan kakek”.
Oleh karena itulah bahwa Manu, Prajapati Daksa dan saudara-saudaranya dikatakan sebagai Putra Brahma, karena beliau muncul dari Brahma. Dan kita semua adalah anak-anak Tuhan, putra Brahma.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H