Mohon tunggu...
I Ketut Merta Mupu
I Ketut Merta Mupu Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendamping Sosial PKH Kementerian Sosial RI

Alumni UNHI. Lelaki sederhana dan blak-blakan. Youtube : Merta Mupu Ngoceh https://youtube.com/@Merta_Mupu_Ngoceh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pantangan pada Hari Suci Saraswati

23 Mei 2023   16:13 Diperbarui: 23 Mei 2023   16:20 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock


Larangan membaca dan menulis ketika hari suci Saraswati sering menjadi pertanyaan dan perdebatan. Lalu bagaimana sebenarnya larangan ini menurut lontar Sunarigama dan bagaimana petunjuk niskala tentang ini?

Om Awignam Astu Namo Sidham

Umat Hindu di Indonesia dan Bali khususnya, memiliki berbagai jenis perayaan keagaamaan, mulai dari yang kecil hingga yang besar.  Sederhananya, perayaan keagamaan di Bali didasarkan pada dua jenis perhitungan yaitu berdasarkan pawukon  (wuku) dan berdasarkan sasih (bulan).

Salah satu hari besar umat Hindu di Indonesia yaitu hari suci Saraswati yang perhitungannya berdasarkan pada pawukon,  jatuh pada Saniscara Umanis wuku Watu Gunung, yang terjadi setiap 6 bulan dalam penanggalan Kalender Bali yaitu 210 hari. Yang mana pelaksanaan hari suci Saraswati melakukan pemujaan kepada Tuhan dalam manifestasinya sebagai Dewi Saraswati, yaitu penghormatan terhadap ilmu pengetahuan, khususnya pengetahuan suci.

Hari  suci ini kadang disebut  Rerahinan Penambunan atau lebih dikenal sebagai hari Saraswati. Dirayakan terutama oleh institusi pendidikan, pemerintahan, serta pengabdi-pengabdi ilmu pengetahuan. Dapat dikatakan hari Saraswati sebagai hari Pendidikan ala Hindu Nusantara.

Saraswati adalah dewi yang dipuja dalam Veda. Dewi Saraswati tercantum dalam Rg Veda dan juga Purana. Ia adalah dewi ilmu pengetahuan dan seni. Saraswati juga dipuja sebagai dewi kebijaksanaan.

Secara etimologi, kata "Saraswati" berasal dari kata 'saras' memiliki arti mata air, terus-menerus atau sesuatu yang terus-menerus mengalir, dan 'wati' berarti yang memiliki. Jadi, Dewi Saraswati adalah Dewi yang memiliki pengetahuan yang tidak pernah habis, yang mengalir terus menerus seperti air.

Salah satu hal yang sering dikritik dalam perayaan hari suci Saraswati adalah dilarang membaca dan menulis. Logikanya, dengan larangan membaca dan menulis maka akan semakin bodoh. Logika ini sangat dangkal dan menyesatkan, sebab dilarang membaca dan menulis dalam memperingati hari turunnya ilmu pengetahuan hanya berlaku sekali dalam 6 bulan. Tujuannya untuk memuja dan mengagungkan beliau yang Memiliki Ilmu, Sumber Segala Ilmu.

Larangan membaca dan menulis sebenarnya serupa seperti libur pada hari minggu bagi umat Kristen, karena menurut kepercayaan mereka, hari minggu Tuhan sedang beristirahat (dalam penciptaan alam semesta), maka beliau dipuja dalam kebhaktian, tidak ada aktivitas masyarakat, melainkan memuja beliau di gereja.

Terkait dengan larangan membaca dan menulis, Dalam Lontar Sunarigama, ternyata tidak hanya dilarang membaca dan menulis, akan tetapi juga dilarang mekidung dan membahas atau merenungkan tattwa aksara, seperti disebutkan sebagai berikut :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun